Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Saham Pilihan Investor di Tengah Tren Penurunan Inflasi RI

Analis menyebut investor menyasar saham sektor infrastruktur, keuangan, industri hingga transportasi saat inflasi berada dalam tren penurunan.
Analis menyebut investor menyasar saham sektor infrastruktur, keuangan, industri hingga transportasi saat inflasi berada dalam tren penurunan. Bisnis/Himawan L Nugraha
Analis menyebut investor menyasar saham sektor infrastruktur, keuangan, industri hingga transportasi saat inflasi berada dalam tren penurunan. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat inflasi Indonesia Agustus 2024 mencapai 2,12% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan diramal akan mengalami tren penurunan. Di tengah laju inflasi, sederet sektor saham menjadi perhatian investor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi Indonesia mencapai 2,12% yoy pada Agustus 2024, sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya atau Juli 2024 sebesar 2,13% yoy.

Sementara, tingkat deflasi sebesar 0,03% pada Agustus 2024. Terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024.

Adapun kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,52%.

Sementara itu, terdapat komoditas dengan andil inflasi antara lain komponen pendidikan dengan andil 0,04%.

Sebelumnya, konsensus ekonom Bloomberg memprediksi laju inflasi Indonesia masih akan melanjutkan tren penurunan pada Agustus 2024 dan terus menuju level terendah sepanjang tahun ini.

Angka tengah atau median dari 27 ekonom yang tergabung dalam konsensus Bloomberg, mengestimasikan inflasi berada di angka 2,11% yoy atau lebih rendah dari Juli 2024 yang sebesar 2,13%.

Di tengah laju inflasi, IHSG ditutup menguat 0,43% ke level 7.704,01 pada perdagangan Sesi I, Senin (2/9/2024).

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan tren penurunan tingkat inflasi didorong adanya beberapa faktor. "Yang ditekankan adalah faktor domestic consumption relatif agak moderat," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (2/9/2024).

Faktor lainnya adalah implementasi suku bunga bunga acuan. "Ada harapan The Fed turunkan suku bunga, diikuti Bank Indonesia pada Oktober 2024. "Penurunan suku bunga bagus buat kondisi market kita ke depan, bagus juga untuk stabilitas inflasi," ujarnya.

Dengan kondisi inflasi rersebut, menurutnya investor menyasar sejumlah sektor saham. "Investor fokus pada sektor infrastruktur, keuangan, industri, transportasi, properti, dan cyclical," ujar Nafan.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi juga memperkirakan pada awal pekan pelaku pasar akan fokus pada data PMI Manufaktur Indonesia untuk Agustus 2024. Menurutnya, PMI Manufaktur Indonesia menjadi penting untuk dipantau. Pada Juli 2024, PMI Manufaktur Indonesia sempat terkontraksi ke level 49,3.

 “Selain itu, pelaku pasar juga akan memantau data inflasi Agustus 2024,” tulisnya dalam riset, dikutip Senin (2/9/2024).

Berkaca pada rilis data-data ekonomi pekan ini, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham untuk dicermati investor pada pekan ini.

PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA)

Buy TOBA (Support Rp420, Resist RP500). Meskipun pada bulan Juli 2024 PMI Manufaktur berada di level kontraksi, tetapi IPOT optimis bahwa PMI pada Agustus 2024 akan kembali ke level ekspansifnya, sehingga permintaan pada sektor energi juga akan meningkat. Salah satu emiten yang diuntungkan adalah TOBA. Secara teknikal, saham TOBA baru saja menembus pola bullish continuation (bullish flag) disertai dengan bullish candle dan volume yang meningkat. 

PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG)

Buy ITMG (Support Rp26.950, Resist Rp28.500).Potensi pemangkasan suku bunga FFR di bulan September 2024 ini seharusnya akan menjadi angin segar bagi industri batu bara karena akan membuat ekonomi lebih bergairah dan permintaan akan batu bara juga meningkat. Menjelang akhir tahun, biasanya beberapa negara meningkatkan stok batu bara untuk persiapan musim dingin dan salah satu emiten yang diuntungkan adalah ITMG. Selain itu, ITMG juga akan membagikan dividen interim tahun buku 2024 dengan DPR 69,76% dari perolehan laba bersih pada semester I 2024.

PT Vale Indonesia Tbk. (INCO)

Buy INCO (Support Rp3.670, Resist Rp4.100). Potensi pemangkasan suku bunga diperkirakan akan memberikan sentimen positif pada industri manufaktur, seperti INCO sebagai produsen nikel. Selain itu, saat ini INCO juga sedang mengkaji untuk menambah kepemilikannya di PT Kolaka Nickel Indonesia mencapai 30%. Saat ini INCO memiliki kepemilikan di KNI sebesar 18,3%. Secara teknikal, INCO berpotensi membentuk pola reversal (HnS) ditambah dengan adanya akumulasi, bullish candle dan peningkatan pada volume.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper