Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menanti Rilis Inflasi, Catat Saham Jagoan Indo Premier Sekuritas

Rilis data PMI Manufaktur Indonesia, inflasi Agustus, hingga data tenaga kerja AS akan membayangi kinerja IHSG pada pekan ini. Saham apa yang menarik dicermati?
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/7/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/7/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indo Premier Sekuritas memaparkan sejumlah sentimen yang bakal membayangi gerak pasar saham pada pekan ini 2—6 September 2024, seperti data PMI Manufaktur Indonesia, inflasi Agustus, hingga data tenaga kerja AS. 

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 1,68% sepekan dari 7.544,298 pada pekan sebelumnya ke posisi all time high (ATH) 7.670,73 pada Jumat (30/8/2024).

Alhasil, IHSG melesat 4,96% sepanjang Agustus 2024 sehingga mendorong performa indeks komposit secara year-to-date (YtD) naik 5,47%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi memperkirakan pada awal pekan pelaku pasar akan fokus pada data PMI Manufaktur Indonesia untuk Agustus 2024.

Menurutnya, PMI Manufaktur Indonesia menjadi penting untuk dipantau. Pada Juli 2024, PMI Manufaktur Indonesia sempat terkontraksi ke level 49,3. 

“Selain itu, pelaku pasar juga akan memantau data inflasi Agustus 2024 yang diproyeksikan tetap terkendali di level 2,12% YoY,” tulisnya dalam riset, dikutip Senin (2/9/2024). 

Imam juga mengimbau para pelaku pasar untuk memerhatikan data-data penting yang akan dirilis oleh AS di pekan ini, seperti data ISM Manufacturing PMI yang diproyeksikan membaik ke level 47,8 poin dan ISM Services PMI yang diproyeksikan ekspansif ke level 51,5 poin. 

"Ada juga data tenaga kerja seperti Non-Farm Payrolls yang diproyeksikan akan naik ke 163.000 dan tingkat pengangguran diproyeksikan turun ke 4,2%,” imbuhnya.

Dia juga menekankan pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell di Simposium Jackson Hole bahwa data-data ekonomi Amerika Serikat itu akan menjadi dasar bagi The Fed untuk menentukan kebijakan moneternya pada September 2024.

Selain itu, lanjut Imam, China sebagai negara mitra dagang terbesar Indonesia juga akan merilis data Caixin Manufacturing PMI yang diproyeksikan akan tetap terkontraksi ke level 49,6 poin dan Caixin Services PMI yang diproyeksikan ekspansif ke level 52,2 poin.

Berkaca pada rilis data-data ekonomi pekan ini, PT Indo Premier Sekuritas  merekomendasikan sejumlah saham untuk dicermati investor pada pekan ini. 

  • PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) 

Buy TOBA (Support Rp420, Resist RP500). Meskipun pada bulan Juli 2024 PMI Manufaktur berada di level kontraksi, tetapi IPOT optimis bahwa PMI pada Agustus 2024 akan kembali ke level ekspansifnya, sehingga permintaan pada sektor energi juga akan meningkat. Salah satu emiten yang diuntungkan adalah TOBA. Secara teknikal, saham TOBA baru saja menembus pola bullish continuation (bullish flag) disertai dengan bullish candle dan volume yang meningkat.

  • PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) 

Buy ITMG (Support Rp26.950, Resist Rp28.500).Potensi pemangkasan suku bunga FFR di bulan September 2024 ini seharusnya akan menjadi angin segar bagi industri batu bara karena akan membuat ekonomi lebih bergairah dan permintaan akan batu bara juga meningkat. Menjelang akhir tahun, biasanya beberapa negara meningkatkan stok batu bara untuk persiapan musim dingin dan salah satu emiten yang diuntungkan adalah ITMG. Selain itu, ITMG juga akan membagikan dividen interim tahun buku 2024 dengan DPR 69,76% dari perolehan laba bersih pada semester I 2024.

  • PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) 

Buy INCO (Support Rp3.670, Resist Rp4.100). Potensi pemangkasan suku bunga diperkirakan akan memberikan sentimen positif pada industri manufaktur, seperti INCO sebagai produsen nikel. Selain itu, saat ini INCO juga sedang mengkaji untuk menambah kepemilikannya di PT Kolaka Nickel Indonesia mencapai 30%. Saat ini INCO memiliki kepemilikan di KNI sebesar 18,3%. Secara teknikal, INCO berpotensi membentuk pola reversal (HnS) ditambah dengan adanya akumulasi, bullish candle dan peningkatan pada volume.

---------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper