Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Laba Emiten Batu Bara ADRO, GEMS, BYAN dkk Semester I/2024, Mana Paling Moncer?

Mayoritas emiten batu bara seperti ADRO, GEMS, BYAN membukukan penurunan kinerja per semester I/2024. Meski begitu, BUMI berhasil mencatatkan kenaikan laba.
Annisa Kurniasari Saumi,Thomas Mola
Rabu, 28 Agustus 2024 | 08:10
Mayoritas emiten batu bara seperti ADRO, GEMS, BYAN membukukan penurunan kinerja per semester I/2024. Meski begitu, BUMI berhasil mencatatkan kenaikan laba. Bisnis/Abdurachman
Mayoritas emiten batu bara seperti ADRO, GEMS, BYAN membukukan penurunan kinerja per semester I/2024. Meski begitu, BUMI berhasil mencatatkan kenaikan laba. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Sebagian besar emiten batu bara seperti ADRO, GEMS, BYAN, dan kawan-kawan telah mengumumkan kinerja operasional dan keuangannya untuk paruh pertama 2024. Lalu, emiten mana yang mencetak laba bersih paling moncer sepanjang semester I/2024?

Emiten afiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan peningkatan volume penjualan pada semester I/2024. Kendati begitu, pendapatan usaha ADRO turun 15% YoY menjadi US$2.973 juta. 

Kontraksi kinerja pendapatan ADRO itu disebabkan oleh penurunan hingga 19% pada harga jual rata-rata yang sejalan dengan melemahnya harga batu bara. 

ADRO berhasil menekan baban pokok pendapatan menjadi US$1.765 juta, turun 13% YoY. Alhasil, laba kotor ADRO menjadi US$1.208 juta, turun 16% YoY.

ADRO mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$778,77 juta pada semester I/2024, turun 10,88% YoY dibandingkan raihan laba semester I/2023 yang mencapai US$873,83 juta. 

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Garibaldi Thohir mengatakan bahwa walaupun menghadapi kondisi harga yang sulit baik untuk batu bara termal maupun metalurgi, Grup Adaro mampu menunjukkan resiliensi kinerja keuangan berkat komitmen terhadap keunggulan operasional dan efisiensi.

"Resiliensi tersebut merupakan cerminan dedikasi kolektif dari tim kami. Kami tetap berfokus pada eksekusi proyek dalam upaya untuk mengkonversikan visi jangka panjang kami menjadi nilai nyata bagi para pemegang saham," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (28/8/2024). 

Garibaldi atau yang sering disapa Boy Thohir melanjutkan ADRO mempertahankan komitmen untuk memberikan pengembalian bagi pemegang saham dalam bentuk dividen tunai serta program pembelian kembali saham perusahaan. 

"Kami menghaturkan ucapan terima kasih kepada para pemegang saham yang telah menjadi bagian yang terpisahkan dari perjalanan Adaro,” katanya.

Sementara itu, emiten batu bara Grup Banpu PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mencetak peningkatan produksi batu bara hingga 13,41% di semester I/2024. ITMG membukukan peningkatan produksi batu bara dari 8,2 juta ton di semester I/2023, menjadi 9,3 juta ton di semester I/2024.

Kendati demikian, peningkatan produksi ini tak serta merta membuat laba bersih ITMG meningkat di enam bulan pertama 2024. Laba bersih ITMG tergerus menjadi US$129,07 juta, dari sebelumnya sebesar US$306,9 juta secara tahunan.

Manajemen ITMG mengungkapkan penurunan harga jual batu bara menjadi penyebab penurunan pendapatan ITMG sepanjang semester I/2024. ITMG menyebutkan harga jual rata-rata batu bara (average selling price/ASP) turun 27% year-on-year sejalan dengan normalisasi harga batu bara.

Di saat emiten batu bara lainnya mencetak penurunan laba bersih, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi emiten batu bara yang membukukan kinerja laba bersih positif sepanjang semester I/2024. BUMI mencetak laba bersih US$84,9 juta naik 3,77% dibandingkan semester I/2023 yang sebesar US$81,82 juta.

Dari sisi produksi, BUMI juga mencatatkan peningkatan produksi menjadi 37,7 juta ton batu bara sepanjang semester I/2024. Produksi ini tumbuh 6,5% dari semester I/2023 yang sebesar 35,4 juta ton.

Di sisi lain, produksi batu bara PT Indika Energy Tbk. (INDY) tercatat turun secara tahunan. Sebagaimana diketahui, INDY tengah gencar melakukan diversifikasi dan mengurangi ketergantungan dari batu bara.

INDY mencatatkan produksi batu bara sebesar 14,9 juta ton secara kumulatif di semester I/2024. Produksi ini turun dari 15 juta ton di semester I/2023.

Sejalan dengan penurunan produksi tersebut, laba bersih INDY juga tergerus hingga 76,61% menjadi US$21 juta, dari sebelumnya sebesar US$89,8 juta di semester I/2023.

Sementara itu, emiten batu bara milik Low Tuck Kwong PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) membukukan peningkatan produksi 6,22% menjadi 25,6 juta ton di semester I/2024. Produksi ini naik dari sebelumnya 24,1 juta ton di semester I/2023.

Sama seperti emiten batu bara lainnya, laba bersih BYAN juga tergerus selama semester I/2024. BYAN mencetak laba bersih US$376,6 juta, turun 47,9% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$723,8 juta.

Batu Bata
Batu Bata

Adapun, emiten batu bara Grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) mencetak laba bersih senilai US$316,9 juta atau setara Rp5,19 triliun (kurs Jisdor 30 Juni 2024 Rp16.394 per dolar AS) pada semester I/2024.

Berdasarkan laporan keuangannya, GEMS mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$1,36 miliar pada semester I/2024. Pendapatan usaha ini turun 5,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,44 miliar. 

Pendapatan usaha GEMS ini dikontribusikan dari penjualan luar negeri sebesar US$917,3 juta dan penjualan dalam negeri sebesar US$449,8 juta. 

Sementara itu, berdasarkan pelanggannya, GEMS menjual batu bara ke pihak berelasi sebesar US$114,9 juta dan pihak ketiga sebesar US$1,25 miliar. 

Sepanjang enam bulan pertama 2024, GEMS membukukan beban pokok penjualan sebesar US$733,4 juta. Beban pokok penjualan ini turun 8,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$804,2 juta. 

Meski demikian, penurunan beban pokok penjualan ini tak serta merta membuat laba kotor GEMS meningkat. Laba kotor GEMS tercatat turun 0,85% menjadi US$633,7 juta, dari sebelumnya sebesar US$639,15 juta. 

Alhasil, GEMS mencatatkan laba bersih sebesar US$316,9 juta atau setara Rp5,19 triliun sepanjang semester I/2024. Laba bersih ini turun 4,97% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$333,4 juta. 

Adapun, hingga 30 Juni 2024, jumlah aset GEMS tercatat berkurang menjadi US$1,16 miliar, dari sebelumnya sebesar US$1,31 miliar di 31 Desember 2023. 

Berbeda dengan emiten batu bara lain yang mencetak peningkatan dan penurunan produksi, produksi batu bara PTBA terbilang stabil secara tahunan pada angka 18,8 juta ton.

Akan tetapi, PTBA mencatatkan penurunan laba bersih 26,76% secara tahunan menjadi Rp2,03 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp2,77 triliun di semester I/2023.

Corporate Secretary Bukit Asam Niko Chandra menyebutkan tantangan bagi PTBA di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 19% yoy dari US$93,49 per ton pada Semester I/2023 menjadi US$75,89 per ton pada Semester I/2024.

“Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 36% secara tahunan menjadi US$130,66 per ton, dari US$204,27 per ton pada Semester I/2023,” kata Niko dalam keterangan resmi, Kamis (1/8/2024).

erikut Daftar kinerja Operasional dan Laba Bersih Emiten Batu Bara semester I/2024:

 

Emiten Produksi Semester I YoY Laba Bersih Semester I YoY
2024 2023 2024 2023
ADRO 35,74 33,41 6,97% 778,773 873.835 -10,88
ITMG 9,3 8,2 13,41% 129.071 306.948 -57,95%
BUMI 37,7 35,4 6,50% 84.913 81.829 3,77%
INDY 14,9 15 -0,67% 21.010 89.807 -76,61%
BYAN 25,6 24,1 6,22% 376.679 723.853 -47,96%
GEMS 24,8 20,4 21,57% 316,9 333.488 -4,97
PTBA* 18,8 18,8 0,00% 2.032.838 2.775.566 -26,76%
Angka dalam ribuan dolar AS
*Angka dalam jutaan rupiah
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper