Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi pasar disebut sedang menanti petunjuk Federal Reserve System (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) yang akan melakukan pemangkasan suku bunga pada September 2024.
Analis CGS Internasional Sekuritas Indonesia, Mino memprediksi respons pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Saat ini investor sedang mencari petujuk terkait dengan besaran pemangkasan suku bunga nanti.
"Jadi tidak lagi menanti atau mencari clue terkait dengan kapan suku bunga itu akan dipangkas, tetapi ini lebih mencari clue kira-kira seberapa besar nih pemangkasan suku bunga ini akan dilakukan. Apakah 25 basis point atau 50 bps," kata Mino dalam keterangannya, Rabu (21/8/2024).
Adapun, selain menantikan besaran pemotongan suku bunga The Fed, dia menuturkan bahwa investor juga masih menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole Economic Symposium di akhir pekan ini.
Mino menegaskan bahwa besaran pemotongan suku bunga The Fed akan sangat berpengaruh terhadap reaksi market, di tambah dengan kekhawatiran pasar belakangan ini.
Dia menilai bahwa jika The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps, maka justru akan menimbulkan kepanikan.
Baca Juga
"Walaupun sekarang sudah mereda terkait dengan potensi resesi di US, ini sebenarnya kalau misalnya The Fed itu nanti memangkas suku bunga sebesar 50 bps ini justru bisa menimbulkan mungkin agak kepanikan ya," ucapnya.
Dia menjelaskan, pertama, karena ini tentunya memberikan sinyal bahwa The Fed berarti kebijakannya ketinggalan lagi, dan melihat bahwa peluang resesi itu cukup besar.
Sementara itu, dia mengatakan, jika pemotongan suku bunga The Fed sebesar 25 bps, justru akan dilihat lebih positif.
"Nah, jadi kalau misalnya yang terbaik ya kalau misalnya 25 bps itu justru bahkan akan dilihat sebagai sesuatu yang lebih positif ya, ketimbang misalnya pemangkasan suku bunganya itu sebesar 50 basis point. Karena bisa diartikan hal yang lain gitu," ujarnya.
Sementara itu, menurutnya, Indonesia akan cukup diuntungkan dengan adanya perubahan kebijakan moneter tersebut.
"Karena tentunya ini nanti ketika ada pemangkasan suku bunga yield kita itu jadi lebih menarik juga gitu," tambahnya.
Selanjutnya, dia mengatakan bahwa dari tim ekonominya justru melihat nantinya akan ada peluang aliran dana asing, walaupun saat ini juga sudah mulai terlihat terkait dengan pemangkasan suku bunga tersebut.
Untuk diketahui, Simposium Jackson Hole bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed), akan digelar dengan puncak acara pada Jumat (23/08/2024). Gubernur The Fed Jerome Powell akan berbicara tentang prospek ekonomi.
Sebagaimana diketahui, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed masih menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25%-5,5%, dan mengisyaratkan akan memangkas suku bunga pada September 2024. Sementara itu, Bank Indonesia juga menahan suku bunga acuan di level 6,25%.