Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran Infrastruktur Turun, Ini Masa Depan Waskita (WSKT) di 2025

Manajemen Waskita Karya buka-bukaan dampak penurunan anggaran infrastruktur dalam RAPBN 2025.
Warga melintas di dekat logo PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) di Jakarta, Senin (4/7/2022). Bisnis/Suselo Jati
Warga melintas di dekat logo PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) di Jakarta, Senin (4/7/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan alokasi anggaran infrastruktur dalam postur fiskal tahun depan berisiko menekan perolehan kontrak baru PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).

Melansir Nota Keuangan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp400,3 miliar untuk sektor infrastruktur.

Meski sejatinya masih cukup ekspansif, alokasi anggaran tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan alokasi pada tahun ini yang mencapai Rp423,4 triliun.

Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengakui penurunan alokasi anggaran infrastruktur dalam RAPBN 2025 akan memberikan dampak terhadap penyerapan kontrak baru dari pemerintah.

“Secara historis, komposisi perolehan kontrak baru Waskita dari segmen pemerintah selalu di atas 50%,” ujarnya, Rabu (21/8/2024).

Kendati demikian, dia mengatakan Waskita tetap optimistis untuk mencapai dan mengoptimalkan perolehan kontrak baru ke depan. Perseroan juga akan berkontribusi terhadap pembangunan yang direncanakan di RAPBN 2025. 

Pemerintah melalui anggaran Rp400,3 miliar dalam RAPBN 2025 bakal membidik beberapa target pembangunan, antara lain rumah susun, jalan tol, bendungan, jaringan irigasi, hingga penyediaan akses internet. 

Ermy menambahkan Waskita juga tetap menyasar proyek-proyek dengan profil berisiko rendah secara finansial, baik dari proyek konektivitas, sumber daya air, dan gedung ataupun perkantoran.

“Di tengah proses penyehatan keuangan saat ini, Waskita juga fokus untuk menyelesaikan proyek yang kini masih dalam konstruksi dan memastikan dapat terselesaikan sesuai dengan waktu dan target yang ditentukan,” tuturnya. 

Sampai dengan kuartal II/2024, total nilai kontrak yang dikelola Waskita mencapai Rp51,1 triliun. Nilai tersebut berasal dari 87 proyek yang 40,2% di antaranya merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Perseroan juga mengerjakan 83 proyek PSN hingga Juli 2024. Dari jumlah itu, sebanyak 64 proyek sudah rampung meliputi 44 jalan tol seperti Serpong-Cinere, Pejagan-Pemalang, Pemalang- Batang, Batang-Semarang, Solo-Kertosono, dan Pasuruan-Probolinggo. 

Dari sisi kinerja, Waskita Karya mencatatkan rugi bersih Rp2,15 triliun sepanjang semester I/2024. Kerugian tersebut meningkat 4,18% dibandingkan kerugian tahun lalu yakni Rp2,07 triliun. 

Salah satu penyebab kerugian Waskita disebabkan pembengkakan beban keuangan yang mencapai Rp2,29 triliun atau naik 10,60% jika dikomparasikan dengan tahun sebelumnya.

Pendapatan usaha perseroan juga terkoreksi koreksi 15,19% year-on-year (YoY) menjadi Rp4,47 triliun. Penyebabnya, pendapatan segmen jasa konstruksi melemah 28,17% secara tahunan menjadi Rp3,12 triliun.

 

------------------------------

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper