Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menanti Kebijakan Cukai Tembakau 2025, Saham HMSP Naik Sepekan

Selama sepekan terakhir, saham HMSP telah menguat 15,27% ke level Rp755 per saham pada akhir perdagangan Rabu (21/8/2024). Apa katalisnya?
Pekerja Pabrik rokok kretek Mitra Produksi Sigaret (MPS) milik PT HM Sampoerna di Kabupaten Bantul. Bisnis
Pekerja Pabrik rokok kretek Mitra Produksi Sigaret (MPS) milik PT HM Sampoerna di Kabupaten Bantul. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) menguat dalam sepekan seiring dengan spekulasi bahwa pemerintah akan merevisi struktur tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada 2025. 

Selama sepekan terakhir, saham HMSP telah menguat 15,27% ke level Rp755 per saham pada akhir perdagangan Rabu (21/8/2024). Kendati demikian, saham HMSP terkontraksi 15,64% secara year-to-date (YtD).

Dari meja konsensus Bloomberg, mayoritas analis yang mengulas saham HMSP memberikan rekomendasi positif terhadap produsen rokok tersebut. 

Peringkat saham HMSP berdasarkan konsensus analis terdiri atas 12 analis menyematkan peringkat beli, 4 analis menyarankan tahan, dan 3 analis merekomendasikan jual.

Target harga saham HMSP dalam 12 bulan ke depan berdasarkan konsensus analis Bloomberg berada di level Rp831,15 per saham, dengan potensi return sebesar 10,1%. 

Peringkat beli untuk saham HMSP salah satunya disematkan oleh analis dari Sucor Sekuritas Niko Pandowo. Sucor Sekuritas merekomendasikan beli untuk HMSP dengan target harga mencapai Rp1.565 per saham.

Pada perkembangan terbaru, pemerintah menargetkan penerimaan cukai dalam RAPBN 2025 sebesar Rp244.198,4 miliar atau tumbuh 5,9%.

Optimalisasi penerimaan cukai akan dilakukan melalui ekstensifikasi cukai dalam rangka mendukung implementasi UU HPP. Kebijakan ekstensifikasi cukai secara terbatas pada Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) untuk menjaga kesehatan masyarakat.

Dalam riset yang dipublikasikan Rabu (21/8/2024), Niko berpendapat kinerja saham dari HMSP bakal tetap tumbuh seiring dengan rencana penerapan CHT anyar pada tahun depan.

Dalam aturan cukai saat ini, pungutan untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT) paling tinggi untuk golongan I senilai Rp461 per batang/gram dengan harga jual eceran lebih dari Rp1.800 per batang/gram.

Sementara, tarif cukai untuk Sigaret Krekek Mesin (SKM) paling tinggi golongan I Rp1.101 dan batasan harga jual ecerannya sebesar Rp2.055  per batang/gram. 

“Kami berspekulasi bahwa pemerintah mungkin akan menerapkan aturan cukai yang baru, yang dapat menguntungkan HMSP yang saat ini telah memproduksi lebih dari 3 miliar batang dan akan masuk dalam golongan cukai paling tinggi,” kata Niko dikutip Rabu (21/8/2024).

Selain itu, lanjut Niko, pendapatan HMSP berpotensi untuk terkerek naik dalam jangka panjang lewat penjualan produk tembakau bebas asap IQOS ILUMA.

Dia mengatakan potensi pasar ekspor dari IQOS ILUMA bakal terbuka lebar, yang akan ikut mengerek pendapatan perusahaan sebesar 18%. Apalagi, dia menggarisbawahi, harga IQOS di Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara Asia Tenggara lainnya, dengan harga per bungkus Rp29.000 terdiri atas 20 batang. 

“Di mana ini lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Jepang di harga yang premium, masing-masing 71%, 32%, 11%. Gap harga ini memberi kesempatan HMSP untuk menjual IQOS lebih tinggi dari harga rata-rata di pasar internasional ketimbang di domestik,” kata dia. 

Sementara itu, analis dari Macquarie Akshay Sugandi menyematkan rating outperform untuk HMSP dengan target harga Rp850 per saham. Di sisi lain, analis dari Mandiri Sekuritas Andrian Joezer cenderung netral untuk saham HMSP dengan target harga Rp730 per saham. 

Sebelumnya, HMSP mencatatkan kenaikan penjualan menjadi Rp57,81 triliun sepanjang semester I/2024.  Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2024, penjualan HMSP naik 2,96% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp56,15 triliun.  

Penjualan tersebut ditopang oleh penjualan lokal pihak ketiga yang terdiri dari produk sigaret kretek mesin sebesar Rp33,88 triliun, sigaret kretek tangan Rp18,39 triliun, sigaret putih mesin sebesar Rp3,65 triliun dan sigaret putih mesin sebesar Rp430,11 miliar. 

Untuk pihak berelasi terdiri atas ekspor sebesar Rp495,53 miliar dan lainnya sebesar Rp205,716 miliar. Berdasarkan data Philip Morris International Inc. penjualan HMSP turun saat total penjualan rokok Indonesia mengalami peningkatan. 

HMSP mengalami penurunan penjualan rokok sebesar 2,9% menjadi 39,4 miliar batang dibandingkan periode semester I/2023 yang tercatat sebesar 40,5 miliar batang.  

Sejalan dengan turunnya penjualan, market share HMSP juga ikut tergerus 1,5% dari sebelumnya sebesar 29,8% menjadi sebesar 27,3% pada semester I/2024.  

Adapun beban pokok penjualan ikut meningkat menjadi sebesar Rp49,12 triliun atau lebih tinggi 4,72% dibandingkan dengan semester I/2023 yang tercatat sebesar Rp46,91 triliun.  

Alhasil, laba kotor tercatat sebesar Rp8,68 triliun atau lebih rendah dibandingkan dengan semester I/2023 yang tercatat sebesar Rp9,24 triliun.  

Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk juga ikut turun sebesar 11,57% ke posisi Rp3,31 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp3,75 triliun. 

---------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper