Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

STAR AM Ungkap Katalis Pendorong Reli IHSG Tembus ATH

IHSG kembali ditutup pada level all time high (ATH) pada perdagangan hari ini, Selasa (20/8/2024). Mampukah menembus level yang lebih tinggi?
Karyawati mengamati pergerakan harga saham di kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (19/3/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati mengamati pergerakan harga saham di kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (19/3/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali ditutup pada level all time high (ATH) pada perdagangan hari ini, Selasa (20/8/2024). Terdapat sejumlah faktor yang menyengat IHSG hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 16.00 WIB IHSG berada pada posisi 7.533,98 atau naik 0,90% atau 67,15 poin. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 7.482-7.538. 

Tercatat, 362 saham menguat, 195 saham melemah, dan 227 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau naik ke posisi Rp12.790 triliun.

CEO STAR Asset Management Hanif Mantiq mengatakan terdapat beberapa sentimen positif yang mendorong IHSG.

"Ada potensi penurunan tekanan global, di mana US dot plot memperkirakan penurunan suku bunga akan terjadi pada September 2024," ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (20/8/2024).

Kondisi tersebut menurutnya berpotensi membuka ruang penurunan suku bunga di Indonesia. 

Kemudian, performa ekonomi yang cukup stabil di mana produk domestik bruto (PDB) 2024 diperkirakan di level 5,0%-5,1% dan ditambah dengan penguatan nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir.

Sentimen positif lainnya adalah program pemerintahan baru yang menitik beratkan kepada peningkatan PDB pada 2025, dibantu dengan belanja fiskal yang lebih tinggi.

Star Asset Management masih mempertahankan target IHSG di level 7.800 untuk 2024. Menurutnya, dalam jangka pendek sampai akhir tahun, tantangan IHSG masih dititik beratkan kepada smooth transition ke pemerintahan baru dan masih menunggu pemilihan kabinet dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Selain itu, Pemilu AS dan perkembangan ekonomi di China menjadi tantangan, di mana kondisi tersebut bisa berdampak terhadap potensi pertumbuhan Indonesia serta nilai tukar rupiah.

Chief Investment Officer Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma mengatakan sebenarnya pada semester I/2024, pasar saham Indonesia mengalami tren lesu seiring dengan suku bunga tinggi. 

"Kondisi ini akan berubah pada semester II/2024, karena ada proyeksi penurunan suku bunga yang cenderung jadi rendah. Minat investasi di saham jadi lebih tinggi," ujarnya.

Manulife Aset Manajemen Indonesia memperkirakan IHSG dapat menyentuh level 7.800 hingga akhir tahun ini. Namun, daya dukung IHSG harus kuat.

"Selain suku bunga di pasar saham yang jadi daya tarik, emiten-emiten harus bisa memberikan kinerja pertumbuhan laba baik," tutur Samuel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper