Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Sebut 28 Perusahaan Antre IPO, Empat Perusahaan Miliki Aset Jumbo

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan 28 perusahaan masuk dalam pipeline IPO, dengan empat perusahaan merupakan perusahaan beraset jumbo.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan sebanyak 28 perusahaan masuk dalam daftar antrean penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) BEI per 9 Agustus 2024. Sebanyak empat perusahaan merupakan perusahaan beraset besar.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga 9 Agustus 2024, terdapat 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

"Dari 28 calon perusahaan tercatat tersebut, empat perusahaan memiliki aset skala besar, atau di atas Rp250 miliar," kata Nyoman, Jumat (9/8/2024).

Lebih lanjut, Nyoman mengatakan dari 28 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, perusahaan yang bergerak pada sektor consumer non-cyclicals menjadi sektor yang paling banyak berada dalam pipeline, yaitu berjumlah 5 calon perusahaan tercatat.

Sementara itu, tiga perusahaan dari sektor basic materials, empat perusahaan dari sektor consumer cyclicals, tiga perusahaan sektor energy, dan dua perusahaan finansial.

Lalu, satu perusahaan healthcare, empat perusahaan industrials, dua perusahaan sektor infrastruktur, tiga perusahaan teknologi, dan satu perusahaan transportasi dan logistik.

Sebanyak empat perusahaan merupakan perusahaan dengan aset skala kecil, atau aset di bawah Rp50 miliar, 20 perusahaan dengan aset skala menengah atau aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dan empat perusahaan merupakan perusahaan aset skala besar atau aset di atas Rp250 miliar.

Hingga 9 Agustus 2024, Bursa juga mencatat sebanyak 34 perusahaan mencatatkan saham di BEI, dengan dana yang dihimpun Rp5,15 triliun.

Adapun melansir data Deloitte, nilai raising fund IPO di Indonesia sampai akhir semester I/2024, turun dari periode yang sama di tahun 2023. Pada semester I/2023, Deloitte mencatat nilai raising fund pada IPO Indonesia mencapai US$2,28 miliar.

Sementara itu, sampai akhir semester I/2024 ini, nilai raising fund pasar modal Indonesia hanya mencapai US$248 juta. Nilai ini turun 89% secara tahunan.

Ukuran rata-rata IPO Indonesia pada semester I/2024 tercatat sebesar US$10 juta, dibandingkan dengan rata-rata sebesar US$50 juta pada paruh pertama 2023.

Begitu juga dengan jumlah perusahaan yang melakukan IPO pada semester I/2024 ini berkurang menjadi 25 perusahaan, dari sebelumnya 44 perusahaan pada semester I/2023 lalu.

Deloitte menjelaskan penurunan aktivitas IPO dan nilai raising fund ini disebabkan karena investor dan calon perusahaan tercatat cenderung melakukan sikap wait and see melihat pemilihan presiden pada Februari 2024 dan antisipasi kebijakan ekonomi baru.

Deloitte juga mencatat sepanjang semester I/2024, nilai raising fund terbesar di Indonesia diraih oleh PT Ancara Logistics Indonesia Tbk. (ALII), dengan nilai raihan dana US$55 juta atau setara Rp860,2 miliar.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper