Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Panic Selling, Wall Street Melemah Tipis dalam Sepekan

Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat tipis pada perdagangan Jumat (9/8/2024), namun melemah tipis dalam sepekan karena aksi jual pada awal pekan ini.
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat tipis pada perdagangan Jumat (9/8/2024), namun melemah tipis dalam sepekan karena aksi jual pada awal pekan ini.

Melansir Reuters, Sabtu (10/8/2024), indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) menguat 51,05 poin atau 0,13%, ke level 39.497,54. Sementara itu, indeks S&P 500 naik 24,85 poin atau 0,47% ke 5.344,16 dan Nasdaq Composite menguat 85,28 poin atau 0,51% ke16.745,30.

Dalam sepekan indeks S&P 500 turun 0,05%, Dow turun 0,6% dan Nasdaq turun 0,2%.

Sektor teknologi memberikan dorongan terbesar pada indeks, sedangkan Indeks Volatilitas Cboe yang menjadipengukur kekhawatiran investor Wall Street, turun setelah melonjak pada awal pekan.

Anjloknya pasar pada hari Senin menyusul panic selling karena laporan tenaga kerja bulan Juli yang lebih lemah dari perkiraan memicu kekhawatiran resesi dan investor melepas posisi carry trade mata uang yang melibatkan yen Jepang.

"Para investor mencoba untuk menemukan bukti-bukti dari titik terendah," kata Robert Phipps, direktur di Per Stirling Capital Management seperti dikutip Reuters.

Pada Kamis, pejabat Federal Reserve menyatakan keyakinan mereka bahwa inflasi cukup mendingin untuk memungkinkan penurunan suku bunga ke depan. Mereka mengatakan bahwa The Fed akan mengambil isyarat tentang ukuran dan waktu pemotongan tersebut dari data ekonomi.

"Akan terus ada ketidakpastian dan kecemasan yang signifikan yang menyelimuti pasar selama sebulan ke depan sampai kita sampai pada pertemuan Fed berikutnya," kata direktur pelaksana perdagangan ekuitas Wedbush Securities Michael James.

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 17-18 September, tetapi para pelaku pasar masih memprediksi apakah The Fed akan memangkas suku bunga 25 atau 50 basis poin.

Pelaku pasar saat ini memperkirakan kemungkinan 51% untuk penurunan 50 bps, dan 49% kemungkinan penurunan 25 bps, menurut FedWatch Tool CME Group.

Para investor juga menunggu data inflasi indeks harga konsumen dan penjualan ritel AS untuk bulan Juli yang dirilis pekan depan. Kedua data ini dapat memberikan bukti baru mengenai kemungkinan soft landing ekonomi AS.

Bahkan setelah aksi jual pekan ini, ketiga indeks utama tetap menguat untuk tahun ini karena kenaikan besar di awal tahun 2024 yang didorong oleh pendapatan yang kuat di perusahaan-perusahaan besar yang terkait dengan teknologi dan optimisme atas kecerdasan buatan (AI).

S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat sekitar 12% sejak awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper