Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhir Pekan, Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp15.917 per Dolar AS

Rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.917 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (9/8/2024).
Rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.917 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (9/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.917 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (9/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.917 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (9/8/2024).  Di tengah penantian investor akan penurunan suku bunga The Fed pada September mendatang.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,15% atau 24 poin ke posisi Rp15.917 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau menguat 0,03% ke posisi 102,995.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,01%, peso Filipina juga menguat 0,03%, ringgit Malaysia menguat 0,18%, dan dolar Singapura menguat sebesar 0,05%, baht Thailand menguat 0,13%, dan won Korea menguat 0,14%.

Sementara itu, dolar Hong Kong justru melemah sebesar 0,03%, Taiwan melemah 0,06%, dan yuan China melemah 0,03%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa saat ini investor sedang gundah gulana melirik prospek perekonomian Amerika Serikat (AS).

Adapun dia menjelaskan seperti tingkat pengangguran yang masih tinggi, juga inflasi yang belum kunjung mereda, sampai ada kekhawatiran bahwa ekonomi AS terancam resesi.

Menurutnya, investor pun mengharapkan Federal Reserve atau The Fed untuk segera menurunkan suku bunga acuan.

Gubernur The Fed Jerome Powell mengisyaratkan penurunan suku bunga pada September 2024 dapat terjadi. Pasar swap memperkirakan penurunan suku bunga The Fed hampir 50 basis poin pada September 2024.

Dia menjelaskan laju inflasi di dalam negeri terus mencatatkan tren yang melandai hingga Juli 2024.  Pada Juli 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia sebesar 2,13% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya 2,51% yoy.

Meski laju inflasi melandai, pemerintah akan tetap mewaspadai berbagai risiko yang akan memberikan tekanan pada laju inflasi.

Salah satunya, gejolak harga pangan dan pasokan ke depan, terutama karena masih adanya tantangan cuaca ekstrem berupa musim kemarau yang dapat mempengaruhi stok pangan global dan produksi domestik.

Penurunan inflasi secara tahunan pada Juli 2024 terjadi terutama akibat penurunan sebagian besar harga pangan seiring panen yang berlimpah dan kebijakan stabilisasi pasokan, serta turunnya inflasi harga diatur pemerintah.

Seperti diketahui, mata uang rupiah ditutup menguat tajam 141,5 point pada perdagangan sore kemarin, walaupun sebelumnya sempat melemah 145 point dilevel Rp.15.893,5 dari penutupan sebelumnya di level Rp.16.035.

Sedangkan untuk perdagangan hari ini, Ibrahim mengatakan bahwa mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp.15.820 - Rp.15.920.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper