Bisnis.com, JAKARTA -- Di tengah memerahnya IHSG, saham emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps dinilai masih menarik untuk dicermati investor sepanjang semester II/2024.
Berdasarkan catatan Bisnis, 9 dari 10 emiten big caps di Bursa Efek Indonesia sudah menyampaikan laporan keuangan semester I/2024. Hanya PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) yang belum melaporkan kinerja keuangannya untuk semester I/2024.
Dari jumlah tersebut sebanyak empat emiten mengalami penurunan laba bersih, sedangkan lima emiten mengalami peningkatan laba bersih.
Pada perkembangan lain, koreksi indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 3,4% ke level 7.059,65 pada awal pekan ini ditekan oleh pelemahan harga saham-saham emiten big caps. Hal itu juga tecermin pada indeks LQ45 dan IDX30 yang melorot masing-masing 3,12% dan 3,32%.
Pada Senin (5/8/2024), saham BBCA merosot 3.19% ke level Rp9.875. Senasib, saham BBRI juga turun 3,82% ke level Rp4.530 dan BMRI terkoreksi 3,31% ke posisi Rp6.575 per saham.
Di luar sektor perbankan, saham AMMN dan BREN kompak memerah. AMMN turun 1,06% ke level Rp11.700, sedangkan BREN anjlok 8,14% ke posisi Rp7.900 per saham.
Adapun, TLKM melemah 2,11% ke level Rp2.790 dan ASII tergelincir 2,77% ke level Rp4.560 per saham.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menuturkan prospek dari emiten-emiten big caps pada semester II/2024 masih cukup beragam. Hal tersebut tergantung dari sehmen dan fokus bisnisnya.
"Akan tetapi, secara keseluruhan kami kira sentimen suku bunga BI Rate ataupun The Fed masih akan berpengaruh ke performa saham-saham big caps ini," kata Miftahul kepada Bisnis, Jumat (2/8/2024).
Selain itu, lanjut Miftahul, dia memperkirakan sentimen lainnya yaitu volatilitas nilai tukar rupiah juga masih akan berpengaruh di saham-saham berkapitalisasi besar tersebut.
Kiwoom Sekuritas juga melihat sektor keuangan merupakan salah satu sektor yang masih cukup menarik pada semester II/2024 ini. Dia menjelaskan pada semester I/2024, sektor keuangan masih terdorong oleh kenaikan penyaluran kredit sebesar 12,38%.
Di sisi lain, sektor keuangan juga diperkirakan masih memiliki peluang pertumbuhan pada semester II/2024, yang didukung oleh potensi penurunan suku bunga BI dan The Fed yang akan berdampak pada perbaikan kualitas kredit.
Adapun Kiwoom Sekuritas memilih dua saham big caps sebagai top picks untuk semester II/2024. Kedua saham tersebut adalah BBRI, dengan rekomendasi hold dengan target price (TP) Rp4.860 per saham.
Saham kedua adalah saham BMRI, dengan rekomendasi hold dan dengan target price pada level Rp7.400.
Berdasarkan catatan Bisnis, pertumbuhan laba bersih tertinggi diraih oleh PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) pada semester I/2024. AMMN membukukan kenaikan laba bersih hingga 300,03%, menjadi sebesar US$475,24 juta atau setara Rp7,79 triliun (kurs Jisdor Rp16.394 per 30 Juni 2024).
Di sisi lain, emiten dengan penurunan kinerja terdalam dicetak oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA). TPIA mencetak rugi bersih sebesar Rp778,12 miliar. Rugi bersih ini membengkak hingga hampir 8.000% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berikut daftar perusahaan big caps dan kinerja laba bersih pada semester I/2024:
Emiten | Laba bersih | Perubahan YoY |
BBCA | Rp26,9 triliun | 11,10% |
BREN* | Rp950,8 miliar | 0,53% |
AMMN* | Rp7,79 triliun | 300,03% |
TPIA* | -Rp778,12 miliar | -7999% |
BBRI | Rp29,9 triliun | 1,13% |
BMRI | Rp26,55 triliun | 5,23% |
BYAN* | Rp6,17 triliun | -47,95% |
TLKM | Rp15,4 triliun | -8,31% |
ASII | Rp15,85 triliun | -0,12% |
*Laba dalam dolar, dikonversi ke rupiah
Sumber: Laporan Keuangan, diolah.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.