Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Harita Nickel Kuartal II/2024 Naik, Cek Rekomendasi Saham NCKL

Berikut rekomendasi saham dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel usai cetak laba di kuartal II/2024.
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel mencatatkan laba bersih mencapai Rp1,8 triliun pada kuartal II/2024, atau meningkat 80% dari torehan laba bersih sepanjang kuartal sebelumnya di level Rp1,1 triliun.

Sebagian besar analis memberikan rekomendasi beli atau buy untuk saham NCKL seiring dengan pertumbuhan laba bersih akhir paruh kedua tahun ini.

Sucor Sekuritas merekomendasikan buy untuk saham NCKL dengan target harga (TP) Rp1.220 per saham.

Analisis dari Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan berpendapat kinerja NCKL pada kuartal ke-3 tahun ini bakal ditopang oleh kenaikan harga komoditas Mixed Hydroxide Precipitate atau MHP dan feronikel sebesar 3%, kendati harga nikel di  London Metal Exchange mengalami pelemahan.

Sementara itu, menurut riset Sucor Sekuritas, ongkos batu bara relatif stabil, dengan ICI 1 meningkat 2% dan ICI 4 turun 4%.

“Karenannya, kami ekspektasikan kas margin akan tetap, dengan harga saat ini, kita melihat risiko yang terbilang terbatas atas harga nikel, setelah hanya 60% produsen yang mencatatkan margin positif,” kata Andreas dikutip dari hasil riset Sucor Sekuritas, Senin (5/8/2024).

Dengan harga nikel yang relatif stabil, kata Andreas, kinerja keuangan NCKL bakal tetap berlanjut untuk mencetak profit yang lebih lebar.

Rekomendasi buy turut disampaikan Buana Capital, dengan target harga Rp1.100 per saham, upside 17,6%.

Buana Capital melihat pertumbuhan NCKL bakal ditopang oleh ekspansi yang tetap berjalan optimal untuk eksplorasi tambang serta peningkatan kapasitas produksi smelter.

“Kami mempertahankan rekomendasi beli untuk NCKL dengan target harga Rp1.100, mengimplikasikan target PE full year 2024 sebesar 12x,” tulis riset Buana Capital.

Adapun, laba kotor untuk kuartal kedua tahun ini mencapai Rp2,2 triliun, naik 36% dari posisi kuartal pertama 2024 di level Rp1,6 triliun. Peningkatan torehan laba ini didorong oleh rebound harga nikel global sepanjang kuartal ke-2 tahun ini.

Sementara itu, EBITDA meningkat 49% menjadi Rp3,1 triliun di kuartal ke-2 tahun ini, naik dari posisi sebelumnya di angka Rp2,1 triliun pada kuartal sebelumnya.

“Hasil paruh pertama tahun 2024 mencerminkan komitmen kami terhadap keunggulan operasional dan pertumbuhan berkelanjutan. Meskipun kondisi pasar yang bergejolak, kami berhasil meningkatkan kapasitas produksi kami dan mempertahankan profitabilitas yang kuat,” kata Head of Investor Relations NCKL Lukito Gozali lewat siaran pers, dikutip Minggu (5/8/2024).

Sepanjang paruh pertama 2024, NKCL melaporkan pendapatan sebesar Rp12,8 triliun, meningkatkan signifikan 25% dari Rp10,24 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan output produksi dan volume penjualan yang lebih tinggi di seluruh operasi penambangan dan pengolahan. Kapasitas produksi Harita Nickel terus tumbuh, dengan naiknya kapasitas dari smelter RKEF dan fasilitas pemurnian HPAL.

Pencapaian operasional perusahaan mencakup peningkatan signifikan dalam output produksi dan volume penjualan bijih nikel. Volume penjualan bijih nikel di paruh pertama tahun 2024 mencapai 8,37 juta wmt, meningkat 29% dibandingkan dengan 6,49 juta wmt pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Operasi RKEF mengalami peningkatan output produksi FeNi sebesar 69% dari tahun ke tahun, mencapai 63.414 ton pada paruh pertama tahun 2024, melebihi kapasitas produksi.

Operasi HPAL juga menunjukkan kinerja yang kuat, dengan peningkatan output MHP Ni sebesar 28% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, dengan total 38.334 ton di paruh pertama tahun 2024.

Pertumbuhan ini juga turut didukung oleh peningkatan produksi fasilitas pemurnian dari PT HPL yang melebihi kapasitas produksi dan fasilitas pemurnian HPAL kedua, PT ONC, yang sudah mulai produksi di kuartal II/2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper