Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan harga saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) berbeda nasib dalam sepekan.
Berdasarkan data RTI Business, pergerakan saham HMSP parkir di Rp680 pada akhir perdagangan Jumat (2/8/2024). Posisi itu stagnan atau tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan akhir pekan sebelumnya.
Sementara itu, saham GGRM parkir di Rp15.550 akhir pekan lalu. Banderol itu mencerminkan koreksi 6,33% dalam sepekan terakhir.
Investor asing tercatat kompak membukukan net sell di saham HMSP dan GGRM dalam sepekan.
Secara terperinci, total jual bersih di saham GGRM mencapai US$1,63 miliar. Sedangkan, net sell di saham HMSP menembus Rp9,36 miliar.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui telah meneken Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan yang salah satunya melarang penjualan produk tembakau alias rokok secara eceran.
Baca Juga
Larangan itu termaktub dalam Pasal 434 ayat (1) huruf c PP Kesehatan yang berbunyi "Setiap orang dilarang menjual produk tembakau dan rokok elektronik secara eceran satuan per batang, kecuali bagi produk tembakau berupa cerutu dan rokok elektronik”.
Masih dalam pasal yang sama, pada huruf e disebutkan bahwa penjualan rokok dilarang dalam radius 200 meter dari satuan pendidikan dan tempat bermain anak.
Adapun, tujuan penyelenggaraan pengamanan zat adiktif berupa produk tembakau dan rokok elektronik dalam PP Kesehatan bertujuan di antaranya untuk menurunkan prevalensi perokok dan mencegah perokok pemula serta menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat dampak merokok.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis Jumat (2/8/2024), volume penjualan rokok HM Sampoerna mencapai 83,4 miliar batang pada 2023. Jumlah itu turun dibandingkan dengan 86,8 miliar batang untuk periode 2022.
Sementara itu, Gudang Garam melaporkan volume penjualan domestik 59,74 miliar batang pada 2023. Jumlah itu turun dibandingkan 81,0 miliar batang untuk periode 2022.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.