Bisnis.com, JAKARTA — Rugi emiten Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) membengkak menjadi US$47,46 juta atau setara Rp778,12 miliar sepanjang semester I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, TPIA mencatatkan pembengkakan rugi bersih sebesar 7.999,65% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$568.000.
Rugi yang amblas tersebut sejalan dengan pendapatan TPIA yang anjlok menjadi sebesar US$866,49 juta atau setara Rp14,20 triliun sepanjang semester I/2024. Pendapatan tersebut tergerus 19,34% dibandingkan dengan periode semester I/2023 yang sebesar US$1,07 miliar.
Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan lokal sebesar US$718,84 juta dan penjualan ekspor sebesar US$145,48 juta. Kemudian terdapat pendapatan dari sewa tangki dan dermaga sebesar US$2,16 juta.
Direktur Chandra Asri group Suryandi mengatakan pendapatan itu terdampak dari gangguan supply – demand eksternal yang mengakibatkan penurunan volume penjualan secara keseluruhan sepanjang semester serta dipengaruhi oleh TAM yang terjadwal oleh TPIA yang dimulai pada kuartal II/2024.
“Volume penjualan pada semester I/2024 adalah 91 KT, menurun sebesar 105 KT dibandingkan dengan semester I/2023, dengan TAM yang memberikan tekanan signifikan pada kapasitas produksi,” kata Suryandi dalam keterangan resmi, Rabu (31/7/2024).
Baca Juga
Sejalan dengan pendapatan yang turun, beban pokok juga ikut berkurang. Sepanjang semester I/2024, beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$853,64 juta atau setara Rp13,99 triliun atau turun sebesar 16,87% dibandingkan dengan US$1,02 miliar.
Alhasil laba kotor anjlok hingga 268,50% menjadi sebesar US$12,84 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$47,33 juta.
Sementara itu total liabilitas TPIA tercatat sebesar US$2,31 miliar dengan rincian liabilitas jangka panjang sebesar US$1,77 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar US$542,56 juta.
Kemudian, ekuitas tercatat sebesar US$2,91 miliar dengan total aset tercatat sebesar US$5,22 miliar.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.