Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN Karya PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencetak laba bersih senilai Rp147 miliar pada semester I/2024 atau tumbuh 52,46% secara tahunan.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Juni 2024, yang dirilis Selasa (30/7/2024), peningkatan laba bersih PTPP tidak lepas dari kinerja pendapatan usaha yang meraih Rp8,79 triliun pada semester I/2024. Jumlah ini naik 9,28% year-on-year (YoY).
Secara terperinci, pendapatan usaha PTPP ditopang oleh segmen jasa konstruksi yang menyumbang Rp7,32 triliun dari total pendapatan usaha. Perolehan tersebut juga mengalami kenaikan sebesar 14,69% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Adapun segmen engineering procurement construction (EPC) berkontribusi sebesar Rp814,29 miliar, sementara segmen properti dan realty menyumbang Rp336,83 miliar.
Di tengah kenaikan pendapatan usaha, beban pokok PTPP juga ikut meningkat 12,35% YoY menjadi Rp7,75 triliun. Dengan demikian, salah satu emiten BUMN Karya ini mencatatkan laba kotor sebesar Rp1,04 triliun atau turun 9,20% secara tahunan.
Setelah dikurangi dengan berbagai pendapatan dan beban lain, PTPP mengakumulasikan laba bersih sebesar Rp147 miliar atau meningkat 52,46% pada paruh pertama tahun ini. Laba per saham juga naik dari level Rp16 menjadi Rp24 per saham.
Baca Juga
Dari sisi fundamental, PTPP membukukan total aset senilai Rp57,77 triliun per akhir Juni 2024 atau meningkat 2,22% YoY. Liabilitas juga naik 2,75% secara tahunan menjadi Rp42,51 triliun, sementara ekuitas tembus Rp15,25 triliun atau tumbuh 0,77% YoY.
Adapun, arus kas setara kas perseroan pada akhir periode Juni 2024 tercatat sebesar Rp4,32 triliun, melonjak 50,73% secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp2,87 triliun.
Dalam perkembangan lain, Sekretaris Perusahaan PTPP Joko Raharjo mengatakan bahwa semester pertama tahun ini, perseroan telah memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp9,65 triliun. Nilai ini turun 16,95% dibandingkan tahun lalu, yakni Rp11,62 triliun.
“Karena di awal tahun 2024 kemarin, masih terkait isu pemilu dan situasi pada awal semester satu ini masih konservatif,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan bahwa dari jumlah nilai kontrak baru hingga semester I/2024, proyek dari segmen infrastruktur masih mendominasi lalu disusul proyek gedung.
Sementara itu, Direktur Utama PTPP Novel Arsyad menyampaikan bahwa saat ini perseroan sedang melakukan proses tender untuk beberapa proyek pada semester II/2024. Salah satunya terkait proyek dengan perkiraan nilai kontrak di kisaran Rp2 triliun.
“Ada beberapa proyek yang sedang tender, tinggal menunggu keputusan pemenang,” ujar Novel saat ditemui Bisnis di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Dia mengakui bahwa probabilitas kemenangan PTPP dalam tender tersebut cukup besar. Meski tidak menyebutkan secara rinci, dia mengatakan proyek tersebut menyasar sektor energi.
Novel juga menyampaikan saat ini perseroan masih terus fokus mengedepankan penyehatan fundamental keuangan, serta menyelesaikan sejumlah proyek penugasan yang diberikan.
Sebelumnya, investor kawakan Lo Kheng Hong juga diketahui menyambangi proyek PTPP yang berlokasi di IKN pada pertengahan Juli 2024
Proyek pertama yang dikunjungi Pak Lo dan rombongan investor adalah Tol IKN 3B tahap 1 yang progres pembangunannya telah mencapai 90,1%. Proyek berikutnya merupakan Istana Negara dan Lapangan Upacara dengan progres 84,3%.
Kunjungan kemudian dilanjutkan ke proyek Pembangunan Kantor Presiden dengan progres mencapai 90,6%. Kunjungan rombongan investor ini kemudian berakhir di proyek Kantor PUPR Wings 2 yang masih dalam proses pembangunan.
Pak Lo selaku investor kawakan Tanah Air memberikan sedikit pesan terkait pembangunan infrastruktur di IKN. Menurutnya, seluruh pekerjaan yang dilakukan PTPP sudah berjalan baik.
“Luar biasa apa yang sudah dilakukan oleh PTPP di IKN ini dengan membangun istana, kantor, dan lain-lain. Semoga IKN ini dapat tambah maju, tambah ramai, dan bisa menjadi kota metropolitan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (19/7/2024).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.