Bisnis.com, JAKARTA — Gelombang revisi peringkat rekomendasi saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) masih berlanjut.
Teranyar, data Bloomberg menunjukkan OCBC Sekuritas baru saja merevisi naik peringkat saham UNVR pada Kamis (25/7/2024). Rekomendasi dikerek menjadi beli dengan target harga Rp2.980.
Sampai dengan Jumat (26/7/2024), mayoritas atau sebanyak 22 dari 32 sekuritas yang mengulas saham UNVR menyematkan rekomendasi hold. Sisanya, sebanyak 3 sekuritas beli dan 7 jual.
Target harga saham UNVR menurut konsensus berada di Rp2.718,27 dalam 12 bulan ke depan. Posisi itu mencerminkan potensi kenaikan 8,3% dari Rp2.510.
Mandiri Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas baru saja merevisi turun peringkat saham UNVR pada Rabu (24/7/2024) atau bersamaan dengan rilis laporan keuangan Unilever Indonesia periode semester I/2024.
Mandiri Sekuritas menurunkan peringkat rekomendasi saham UNVR menjadi netral dengan target harga Rp2.750. Kemudian, Indo Premier Sekuritas merevisi pandangan menjadi hold dengan target harga Rp2.800.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, sebelumnya sudah ada tiga sekuritas yang merevisi peringkat rekomendasi saham UNVR pada periode berjalan Juli 2024.
Pertama, Mirae merevisi turun peringkat saham UNVR menjadi hold dengan target harga Rp3.100 pada 15 Juli 2024.
Kedua, OCBC Sekuritas merevisi peringkat saham UNVR menjadi hold dengan target harga Rp2.980 pada 11 Juli 2024.
Ketiga, RHB Research merevisi turun peringkat saham UNVR menjadi neutral dengan target harga Rp3.200 pada 5 Juli 2024.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2024, UNVR mencatatkan penjualan sebesar Rp19,04 triliun. Penjualan ini turun 6,15% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,29 triliun.
Penjualan ini terbagi menjadi dua segmen, yaitu penjualan kebutuhan perawatan rumah tangga dan perawatan tubuh sebesar Rp12,28 triliun, dan penjualan makanan minuman sebesar Rp6,76 triliun.
UNVR mencatatkan pos harga pokok penjualan yang turun 5,89% menjadi Rp9,57 triliun, dari sebelumnya Rp10,17 miliar. UNVR menjelaskan beberapa komponen harga pokok penjualan ini meliputi bahan baku, biaya tenaga kerja, penyusutan aset, biaya produksi, dan lain-lain.
UNVR mencatatkan laba bruto sebesar Rp9,46 triliun. Laba bruto ini menyusut 6,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,11 triliun.
Alhasil, UNVR mencatatkan laba sebesar Rp2,46 triliun, atau turun 10,60% dibandingkan dengan semester I/2023 yang sebesar Rp2,75 triliun. Apabila dilihat sejak 10 tahun ke belakang, capaian laba bersih di semester I/2024 ini merupakan capaian laba bersih terendah UNVR selama 10 tahun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.