Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Dunia Berpotensi Naik kala Dolar AS Tertekan

Harga emas diprediksi mengalami kenaikan seiring dengan indikasi bahwa tren kenaikan ini akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga emas diprediksi mengalami kenaikan seiring dengan indikasi bahwa tren kenaikan ini akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.

Analis Dupoin Indonesia Andrew Fischer menunjukan harga emas cenderung untuk terus naik dibandingkan dengan harga-harga sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa pasar masih optimis terhadap prospek harga emas ke depan.

Dalam keterangannya, Rabu (24/7/2024), Fischer mengatakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi prediksi ini adalah potensi penurunan nilai USD. Ketidakpercayaan yang meningkat terhadap mata uang AS dapat mendorong investor untuk beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas.

Dengan adanya tekanan terhadap USD, permintaan emas diperkirakan akan meningkat, yang pada gilirannya dapat mendukung kenaikan harga logam mulia ini.

Secara teknis, emas (XAU/USD) menunjukkan sinyal bullish yang mengindikasikan bahwa momentum kenaikan harga emas masih berlanjut. Meskipun pasar emas saat ini mengalami fluktuasi, secara tren harga emas masih memiliki potensi untuk terus meningkat.

Sejalan dengan prediksi ini, harga emas pada hari Selasa (23/7), mencatat kenaikan tipis, menghentikan penurunan yang terjadi selama empat hari berturut-turut. Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi $2,402.39 per ounce pada pukul 14:15 GMT, sedangkan emas berjangka AS juga mengalami kenaikan 0,4% menjadi $2,403.40.

Investor saat ini tengah menunggu data ekonomi dari Amerika Serikat yang akan dirilis pada akhir pekan ini. Data ini diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai perkiraan waktu penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini. Bart Melek,

Mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dua kali pada tahun ini. Penurunan suku bunga ini berpotensi mengurangi biaya peluang bagi investor yang memilih untuk memegang emas, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil. Menurut CME FedWatch Tool, ada peluang 96% bahwa penurunan suku bunga oleh bank sentral AS akan terjadi pada bulan September.

Fokus minggu ini tertuju pada laporan produk domestik bruto (PDB) AS untuk kuartal kedua yang akan dirilis pada hari Kamis, serta indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) terbaru yang akan dirilis pada hari Jumat. Data PCE ini merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Selain itu, menurut Bart Melek kepala strategi komoditas di TD Securities, menambahkan bahwa apa pun yang lebih lemah dari perkiraan pada data PCE akan menjadi hal yang positif, karena hal tersebut akan meyakinkan pasar bahwa bank sentral AS akan melakukan pelonggaran kebijakan moneter pada bulan September.

Selain itu, India baru saja memangkas bea masuk atas emas dan perak. Langkah ini diperkirakan oleh para pejabat industri akan meningkatkan permintaan ritel dan membantu mengurangi penyelundupan di negara konsumen emas batangan terbesar kedua di dunia. Permintaan emas yang lebih tinggi dari India dapat memberikan dorongan pada harga emas global.

Secara keseluruhan, pandangan Fischer menyebutkan, posisi teknis emas saat ini masih bullish, yang menarik minat spekulan untuk mengambil posisi beli, terutama saat harga turun. Dalam konteks ini, keputusan untuk berinvestasi dalam emas tampak menjanjikan, seiring dengan tren harga yang menunjukkan sinyal positif.

-------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper