Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Dingin, Efek Kekhawatiran Permintaan China Loyo

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 melemah 0,60% menjadi US$82,32 per barel pada pukul 11.51 WIB.
Ilustrasi harga minyak mentah. Dok Bloomberg
Ilustrasi harga minyak mentah. Dok Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah telah menurun tipis di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi China yang melambat dapat membahayakan konsumsi. OPEC+ juga tampak berada di jalur yang tepat. 

Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (19/7/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 melemah 0,60% menjadi US$82,32 per barel pada pukul 11.51 WIB. 

Sementara itu, kontrak minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2024 juga melemah 0,45% menjadi US$84,73 per barel.

Harga minyak mentah WTI telah mendekati US$82 per barel dan Brent turun mendekati US$84 per barel setelah ditutup sedikit berubah. 

Kemudian, akhir Sidang Pleno Ketiga China minggu ini hanya menunjukkan sedikit tanda bahwa pimpinan puncak tengah bersiap untuk mengambil langkah-langkah besar untuk meningkatkan permintaan atau menghentikan properti yang tengah menurun. 

Sementara itu, delegasi OPEC+ memperkirakan bahwa sesi pemantauan bulan depan akan menjadi kegiatan rutin, tanpa mengubah rencana untuk menambah pasokan mulai kuartal IV/2024. 

OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, sepakat pada bulan lalu untuk mulai memulihkan sekitar 2,2 juta barel per hari.

Harga minyak mentah juga masih lebih tinggi pada 2024, dibantu oleh pembatasan pasokan OPEC+, penurunan stok AS baru-baru ini dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. 

Kemudian, dalam jangka pendek, para pedagang juga memantau kebakaran hutan di Kanada yang telah mengancam sebagian pasokan dan mendukung penetapan harga yang tepat. 

Kepala strategi komoditas untuk ING Groep NV, Warren Patterson, menuturkan bahwa pasar minyak sekali lagi relatif berfluktuasi. 

"Kekhawatiran permintaan China yang meningkat membatasi pasar, menyusul serangkaian data awal minggu ini yang menunjukkan gambaran permintaan yang lebih lemah, sementara masalah pasokan di Kanada dan ekspektasi keseimbangan yang lebih ketat pada kuartal ini membatasi kerugian,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper