Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) membidik setoran dividen ke pemerintah lebih besar dibandingkan dengan 2023 sesuai dengan profit BUMN tersebut ke depan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan nilai dividen Pertamina ke pemerintah disesuaikan dengan profit atau keuntungan berjalan. Ke depan, diharapkan dividen dapat lebih besar dibandingkan dengan setoran 2023 yang sebesar Rp14 triliun.
"Ke depan berapa belum tahu. Mudah mudahan bisa semakin besar harapannya, tapi tentu dilihat profit tahun ke depan," kata Fadjar saat ditemui usai pelepasan Tim Jelajah BUMN di Wisma Bisnis Indonesia, Jumat (19/7/2024).
Terkait dengan perolehan laba, Fadjar mengatakan berkaitan dengan harga minyak. Menurutnya pergerakan harga minyak yang fluktuatif bukan hanya terjadi baru-baru ini. Fadjar mengklaim Pertamina telah melakukan mitigasi-mitigasi terkait dengan hal itu.
Mitigasi yang dimaksud adalah melakukan beberapa efisiensi. Namun, Fadjar tidak menjelaskan lebih detail efisiensi yang dilakukan oleh Pertamina.
"Jadi efisiensi sana sini. Semua upaya kita lakukan untuk tetap positif," lanjutnya.
Baca Juga
Seperti yang diketahui, Pertamina merupakan salah satu penyumbang dividen terbesar ke pemerintah. Pada tahun buku 2023, Pertamina menyetor dividen sebesar Rp14 triliun dan menjadi BUMN urutan kedua dengan dividen jumbo setelah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI).
Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, pemerintah telah menetapkan target setoran dividen sebesar Rp85,8 triliun sepanjang 2024.
Menteri BUMN Erick Thohir sempat mengatakan bahwa jika tercapai, maka setoran dividen tersebut akan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah.
"Jadi kalau memang tercapai, itu sejarah lagi, yang tahun ini Rp80 triliun, tahun depan jadi Rp85 triliun, itu kan sejarah dividen terbesar yang pernah diberikan," ujar Erick.