Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) menyebut secara bertahap akan mendaftarkan proyek Pertamina dan entitas usaha di Bursa Karbon Indonesia.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyebutkan Pertamina sebagai holding mungkin akan secara bertahap mendaftarkan proyek ke Bursa Karbon Indonesia.
"Mesti tanya langsung ke PNRE [Pertamina New & Renewable Energy], tetapi menurut kami sebagai holding mungkin akan secara bertahap semakin banyak proyek yang didaftarkan," kata Fadjar saat ditemui usai pelepasan Jelajah BUMN di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta pada Jumat (19/7/2024).
Lebih lanjut, Fadjar mengungkapkan alasan pendaftaran proyek adalah karena kebutuhan perdagangan karbon yang semakin banyak. Selain itu pihaknya juga mendukung anak usaha atau entitas usaha untuk semakin memperluas portofolionya.
Seperti yang diketahui, Pertamina melalui Pertamina Power & New Renewable Energy (RNE) telah mendaftarkan proyek milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) di Bursa Karbon pada September 2023. Proyek tersebut adalah Lahendong Unit 5 dan Unit 6 dengan vintage pada 2016 hingga 2020.
Di awal peluncuran bursa karbon, proyek yang terdaftar ada dua yaitu milik pertamina dan proyek milik PLN yaitu Pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3.
Baca Juga
Teranyar, Bursa Karbon kedatangan satu proyek baru lagi dari PLN yaitu Minihidro Gunung Wugul. Proyek ini terdaftar sejak Juli 2024.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik mengatakan proyek tersebut memiliki 2 vintage yang terdaftar yaitu 2021 dan 2022.
"Total [karbon] yang terdaftar [dari proyek ini] sebanyak 12.932 ton CO2e," kata Jeffrey kepada Bisnis, Jumat (19/7/2024).