Bisnis.com, JAKARTA — Direktur PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), Jurry Soeryo Wiharko mengajukan pengunduran diri dari jabatannya yang diemban kurang dari 1 tahun.
Dalam suratnya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jurry mengatakan pengunduran dirinya akan berlaku efektif sejak surat pengunduran diri disampaikan yakni 1 Juli 2024.
"Saya akan mengikuti dan mematuhi keputuan dari perseroan terkait pengunduran diri saya melalui RUPSLB yang akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan," kata Jurry, Rabu (17/72024).
Jurry juga menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan AirAsia Indonesia sekaligus meminta maaf atas kehilafan selama menjalankan tugas.
"Semoga PT AirAsia Indonesia Tbk. semakin maju dan berkembang di masa mendatang," katanya.
Sebagai informasi, Jurry Soeryo Wiharko ditunjuk sebagai Direktur AirAsia Indonesia dalam RUSPLB yang digelar pada 16 November 2023 lalu. Dengan demikian, mantan pilot tersebut baru menjabat posisi itu kurang dari 1 tahun. Sebelumnya, pada Oktober 2018- Oktober 2023 Jurry menjabat sebagai Head of Aviaton Security.
Baca Juga
Mengutip laman resmi perusahaan, Jurry bergabung dengan AirAsia sejak November 2009 silam, dan memulai karir manajerial sebagai Person In Charge Airbus A320 dan Flight Safety Manager.
Saat ini dia juga masih aktif sebagai Airbus A320 Captain, dan memegang lisensi Indonesia ATPL 4641 dengan total 10.320 jam terbang.
Sebagai infromasi, PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) berbalik rugi sebesar Rp777,79 miliar sepanjang kuartal I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, CMPP mencatatkan kerugian sebesar Rp777,79 miliar sepanjang kuartal I/2024. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya CMPP mampu membukukan laba bersih sebesar Rp20,64 miliar.
Rugi tersebut berbanding terbalik dengan kenaikan pendapatan usaha. Sepanjang kuartal I/2024, CMPP mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,74 triliun atau lebih tinggi 26,83% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar Rp1,37 triliun.
Pendapatan tersebut ditopang oleh pendapatan penumpang yaitu penjualan kursi sebesar Rp1,47 triliun serta pendapatan kargo sebesar Rp13,47 miliar.
Pendapatan CMPP tergerus beban usaha yang membengkak, dari kuartal I/2023 sebesar Rp1,26 triliun menjadi sebesar Rp2,41 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2024. Beban tersebut naik sebesar 90,30%.
Kenaikan beban diakibatkan pembengkakan pada pos bahan bakar, dari sebelumnya Rp665,81 miliar menjadi Rp892,60 miliar, kemudian perbaikan dan pemeliharaan sebesar Rp410,66 miliar, penyusutan sebesar Rp227,54 miliar, serta beban lain-lain sebesar Rp368,18 miliar.
Alhasil, CMPP mencatatkan rugi usaha sebesar Rp673,58 miliar, padahal kuartal I/2023 CMPP mampu mencatatkan laba sebesar Rp104,15 miliar.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.