Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mendidih, Pengaruh Sentimen Stok AS yang Menurun

Harga minyak mentah WTI untuk pengiriman Agustus 2024 menguat 0,66% menjadi US$82,64 per barel pada pukul 08.03 WIB.
ILUSTRASI HARGA MINYAK MENTAH. Tangki penyimpanan minyak di terminal West Indies Oil Company di St Johns, Saint John Parish, Antigua, Sabtu, 22 April 2023. Fotografer: Bing Guan / Bloomberg
ILUSTRASI HARGA MINYAK MENTAH. Tangki penyimpanan minyak di terminal West Indies Oil Company di St Johns, Saint John Parish, Antigua, Sabtu, 22 April 2023. Fotografer: Bing Guan / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak telah meningkat selama dua hari berturut-turut, karena tanda-anda permintaan yang meningkat telah mendorong harga komoditas di tingkat global. 

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (11/7/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 menguat 0,66% menjadi US$82,64 per barel pada pukul 08.03 WIB. 

Sementara itu, kontrak minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2024 juga menguat 0,65% menjadi US$85,63 per barel.

Minyak mentah WTI telah meningkat di atas US$82 per barel setelah kenaikan 0,9% pada Rabu (10/7). Minyak mentah Brent juga ditutup mendekati US$85 per barel. 

Pada pekan lalu, persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) secara nasional turun 3,4 juta barel, dengan konsumsi bahan bakar jet dan bensin keduanya meningkat seiring berlanjutnya musim panas, yang juga menjadi musim untuk melakukan perjalanan. 

Naiknya harga minyak juga terjadi di saat ekuitas global menguat, dengan saham AS mencapai titik tertinggi baru menjelang data inflasi pada Kamis malam waktu setempat (11/7) yang dapat meningkatkan ekspektasi investor terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada akhir tahun. 

Pada tahun ini harga minyak mentah juga meningkat, didukung oleh pemangkasan pasokan OPEC+, meskipun pergerakan harga juga relatif tenang, menyebabkan volatilitas turun ke level terendah dalam enam tahun. 

Kemudian, beberapa negara dalam kelompok produsen terus memompa di atas batas produksi yang disepakati. Rusia menjadi poros utama melakukan pengurangan yang signifikan pada Juni 2024. 

Di lain sisi, ekonom di Matador Economics, Tim Snyder, menuturkan pandangan para analis bahwa risiko geopolitik tidak banyak menggerakkan harga, karena investor lelah dengan diskusi tentang gencatan senjata di Gaza dan perang di Ukraina.

“Kami melihat berita-berita di luar sana yang dampaknya kecil terhadap pasar, yang berarti pasar mengabaikan berita-berita tersebut,” tuturnya, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/7).

Pedagang juga akan menunggu laporan pasar bulanan dari Badan Energi Internasional (IEA) pada hari Kamis untuk menilai keseimbangan minyak mentah global pada paruh ini. 

Analis di Price Futures Group Phil Flynn menuturkan bahwa data EIA tampak menjadi pendorong utama kenaikan harga minyak. Selain itu, data pekerjaan dan inflasi AS akan memberikan petunjuk tentang arah kebijakan moneter dari The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper