Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (11/7): Emas Variatif, Batu Bara dan CPO Memerah

Harga emas bervariatif pada perdagangan Kamis (11/7/2024). Batu bara dan CPO kompak melemah.
Pemrosesan emas dan perak ABC Bullion di pabrik peleburan ABC Refinery. Seorang pekerja memasukkan batangan emas ke dalam tungku di pabrik peleburan ABC Refinery di Sydney, Australia, Jumat (3/5/2024)./Bloomberg-Brendon Thorne
Pemrosesan emas dan perak ABC Bullion di pabrik peleburan ABC Refinery. Seorang pekerja memasukkan batangan emas ke dalam tungku di pabrik peleburan ABC Refinery di Sydney, Australia, Jumat (3/5/2024)./Bloomberg-Brendon Thorne

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas bervariatif setelah mencatatkan kenaikan usai ketua Federal Reserve (The Fed) menyampaikan komentar soal suku bunga. Batu bara dan CPO juga ditutup melemah. 

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (11/7/2024) harga emas di pasar spot menguat 0,05% ke level US$2.372,35 per troy ounce pada pukul 06.46 WIB.

Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 melemah 0,07% ke level US$2.378 per troy ounce pada pukul 06.41 WIB. 

Mengutip Reutersharga emas naik pada hari Rabu (10/7) setelah komentar dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral AS akan segera menurunkan suku bunga. Investor juga menunggu data inflasi AS untuk petunjuk lebih lanjut.

"Powell tidak menyampaikan kejutan agresif apa pun dalam pidatonya di Senat kemarin, dan hal itu menenangkan pasar tentang gagasan bahwa Fed tidak akan dapat memangkas suku bunga tahun ini," jelas analis pasar senior di Kitco Metals,  Jim Wyckoff.

Adapun pada Selasa (9/7) Powell mempertahankan nada yang hati-hati dan menambahkan bahwa data yang lebih baik akan memperkuat alasan untuk kebijakan moneter yang longgar.

Menurut alat CME FedWatch, pasar juga memperkirakan kemungkinan 75% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada September 2024, serta pemotongan lainnya pada Desember 2024. Daya tarik emas, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung meningkat saat suku bunga turun.

Harga Batu Bara 

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Juli 2024 di ICE Newcastle melemah 1,11% ke level US$133,75 per metrik ton pada penutupan perdagangan Rabu (10/7). Kemudian, batu bara kontrak Agustus 2024 masih bertahan di level US$136 per metrik ton selama dua hari berturut-turut. 

Mengutip Reuters, Kenaikan harga gas grosir di Eropa selama beberapa bulan terakhir dapat mendorong lebih banyak utilitas untuk beralih ke batu bara untuk pembangkit listrik musim dingin.

Meskipun banyak negara Eropa, seperti Prancis, Inggris, dan Italia, sudah sepenuhnya menghentikan penggunaan batu bara atau memiliki ruang terbatas untuk peralihan besar-besaran dari gas ke batu bara, batu bara tetap menjadi bagian penting dari campuran energi di Jerman, negara konsumen energi nomor satu di Eropa, dan sebagian besar Eropa Timur.

Peralihan dari gas ke batu bara akan membalikkan tren yang dimulai pada awal tahun ini, ketika harga gas eropa menurun ke level terendah dalam hampir tiga tahun pada Februari 2024, sehingga mendorong peralihan ke arah lain. Adapun harga gas telah naik hampir 40% sejak level terendah 23 Februari 2024. 

Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara, yang mengeluarkan lebih dari dua kali lipat jumlah karbon dioksida setara per megawatt jam (MWh) energi yang dihasilkan dibandingkan gas, juga harus mempertimbangkan biaya izin karbon Uni Eropa yang lebih tinggi untuk mengimbangi emisi. 

Harga CPO 

Harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO berjangka pada penutupan perdagangan Rabu (10/7) kontrak September 2024 melemah 41 poin ke 3.918 ringgit per ton di Bursa derivatif Malaysia. Kontrak Juli 2024 juga melemah 15 poin ke level 4.00 ringgit per ton. 

Mengutip Bernama, menurut pedagang minyak sawit David Ng, kontrak berjangka CPO berakhir lebih rendah pada Rabu (10/7) menyusul peningkatan stok keseluruhan yang dilaporkan Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) pada Juni 2024. 

Kemudian, ia juga mengatakan bahwa sentimen pasar diredam oleh ekspektasi produksi yang lebih tinggi dalam beberapa minggu mendatang. 

“Kami melihat level support harga di RM3.850 per ton dan resistance di RM4.050,” tuturnya. 

Adapun, laporan dari MPOB menyoroti peningkatan 4,35% menjadi 1,83 juta ton stok minyak sawit pada Juni 2024, naik dari 1,75 juta ton pada Mei 2024. Dalam laporan kinerja industri Juni 2024, MPOB mengindikasikan bahwa stok CPO Malaysia menurun menjadi 925.165 ton pada Juni 2024, dari 979.019 ton pada Mei 2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper