Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN konstruksi PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) memberikan sinyal adanya perolehan proyek jumbo yang ditaksir mencapai Rp2 triliun pada Juli 2024.
Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengakui bahwa saat ini perseroan sedang melakukan proses tender untuk beberapa proyek. Salah satunya terkait proyek dengan perkiraan nilai kontrak di kisaran Rp2 triliun.
“Ada beberapa proyek yang sedang tender, tinggal menunggu keputusan pemenang,” ujar Novel saat ditemui Bisnis di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2024) malam.
Dia mengakui bahwa probabilitas kemenangan PTPP dalam tender tersebut cukup besar. Meski tidak menyebutkan secara rinci, Novel mengatakan proyek tersebut menyasar sektor energi.
Novel juga menyampaikan saat ini perseroan masih terus fokus mengedepankan penyehatan fundamental keuangan, serta menyelesaikan sejumlah proyek penugasan yang diberikan.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang diterima Bisnis, PTPP berencana mengumumkan proyek tersebut pada akhir Juli mendatang. Jika terjadi, maka perseroan akan semakin mempertebal raihan kontrak barunya pada tahun ini.
Baca Juga
Sampai dengan semester I/2024, Sekretaris Perusahaan PTPP Joko Raharjo mengatakan perseroan telah memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp9,65 triliun. Nilai tersebut turun 16,95% jika dibandingkan tahun lalu yakni Rp11,62 triliun.
“Karena di awal tahun 2024 kemarin, masih terkait isu pemilu dan situasi pada awal semester satu ini masih konservatif,” ujar Joko saat ditemui di Jakarta.
Joko menuturkan bahwa dari jumlah nilai kontrak baru hingga semester I/2024, proyek dari segmen infrastruktur masih mendominasi lalu disusul proyek gedung.
Di sisi lain, Komisi VI DPR telah menyepakati usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2025 kepada PTPP dengan nilai Rp1,56 triliun. Dana ini akan digunakan untuk penyelesaian proyek Tol Jogja – Bawen dan Kawasan Industri Grand Rebana, Subang.
Suntikan PMN diharapkan mampu menurunkan tingkat leveraging dan memperbaiki kondisi keuangan PTPP ke depan. Injeksi modal juga dinilai mampu mengurai kesulitan penggalangan dana akibat menurunnya tingkat kepercayaan terhadap BUMN Karya.
---------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.