Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak naik tipis karena adanya tanda-tanda penarikan persediaan lain di Amerika Serikat (AS) sehingga menutupi ketidakpastian mengenai pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) setelah kesaksian dari Ketua Jerome Powell.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (10/7/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 menguat 0,29% menjadi US$81,65 per barel pada pukul 07.14 WIB.
Sementara itu, kontrak minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2024 juga menguat 0,22% menjadi US$84,85 per barel.
Harga minyak mentah WTI telah berada di bawah US$82 per barel. Minyak mentah Brent meningkat mendekati US$85 par barel setelah menurun lebih dari 3% selama tiga sesi terakhir.
American Petroleum Institute (API) mengatakan persediaan minyak mentah AS menyusut 1,92 juta barel minggu lalu. Menurut orang-orang yang mengetahui angka-angka tersebut, penurunan juga tercatat di pusat utama Cushing, Oklahoma. Total persediaan anjlok lebih dari 12 juta barel minggu sebelumnya.
Kemudian harga minyak mentah sepanjang 2024 tetap tinggi, dengan kenaikan yang didukung oleh pemangkasan pasokan OPEC+, serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter AS.
Powell menuturkan pada Selasa (9/7) bahwa meskipun ia melihat tanda-tanda pelemahan pada pasar tenaga kerja, para pembuat kebijakan masih ingin melihat lebih banyak bukti bahwa inflasi melambat sebelum memangkas suku bunga.
Para pedagang nantinya akan mencermati laporan bulanan dari OPEC pada Rabu waktu setempat (10/7) untuk mengetahui lebih lanjut mengenai prospek pasar global, sebelum pandangan yang sama dari Badan Energi Internasional (EIA) sehari kemudian.
Sebelumnya, pada Selasa (9/7) harga minyak telah menurun lebih dari 1% setelah para pedagang mengetahui bahwa gangguan pasokan berkepanjangan akibat Badai Beryl tidak mungkin terjadi, usai pusat produksi minyak AS di Texas mengalami kerusakan badai yang lebih ringan dari yang dikhawatirkan.
Meskipun beberapa lokasi produksi lepas pantai AS dievakuasi, pelabuhan ditutup dan penyulingan melambat, kilang-kilang utama di sepanjang Pantai Teluk negara tersebut tampaknya mengalami dampak minimal, setelah badai Beryl melemah menjadi badai tropis.
"Indikasi awal menunjukkan bahwa sebagian besar infrastruktur energi berhasil bertahan tanpa cedera," tulis analis ING Warren Patterson dan Ewa Manthey dalam catatan klien, seperti dikutip dari Reuters.