Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Emiten IPO Baru Pegangan Hermanto Tanoko BLES hingga Anak Tommy Soeharto GOLF

BEI kedatangan tiga emiten baru afiliasi Hermanto Tanoko BLES hingga anak Tommy Soeharto pada Senin (8/7/2024).
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menggelar pencatatan perdana tiga emiten IPO baru yang terafiliasi konglomerat Hermanto Tanoko hingga anak Tommy Soeharto pada Senin (8/7/2024).

Setelah menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA), PT Superior Prima Tbk. (BLES), dan PT Intra Golflink Resorts Tbk (GOLF) akan melantai perdana di BEI pada Senin (8/7/2024).

GOLF menerbitkan saham baru melalui initial public offering (IPO) sebanyak 1.950.000.000 unit atau setara dengan 10,01% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO di harga Rp200 per saham. Dengan demikian, total emisi dari hajatan tersebut mencapai Rp390 miliar. 

Mengacu regulasi, Surat Edaran (SE) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No 15/2020 angka V, batas minimal alokasi untuk penjatahan terpusat IPO GOLF sebanyak 10% dari nilai emisi atau Rp37,5 miliar atau tergantung mana yang lebih besar. 

Merujuk pada aturan tersebut, maka total nilai IPO GOLF yang dialokasikan untuk investor ritel melalui pooling allotment sebesar Rp39 miliar. 

"Ini artinya, jumlah pemesanan saham GOLF di pasar perdana jauh lebih tinggi dari alokasi penjatahan terpusat. Dengan kata lain, telah terjadi kelebihan permintaan di pooling allotment sebanyak 27 kali," ujar Direktur Utama Intra Golflink Resorts Dwi Febri Astuti dalam keterangan resmi, Jumat (5/7/2024).

Komisaris Utama GOLF Darma Mangkuluhur Hutomo mengatakan untuk level kompetitor perseroan saat ini bukan lagi dari dalam negeri, melainkan di kancah internasional, terutama dengan negara-negara di Asia Tenggara seperti Vietnam hingga Thailand.

“Karena Thailand sekarang menjadi destinasi golf terbesar di Asia Tenggara, ada 6 juta orang per tahun datang ke Thailand, kebanyakan dari Korea dan Jepang untuk golf tourism. Makanya salah satu kompetitor kami ya Thailand dan Vietnam, serta Filipina juga," ujarnya dalam paparan publik GOLF di Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Putra sulung Tommy Soeharto itu pun mengakui bahwa ekosistem GOLF di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lainnya. Oleh sebab itu, dia berkomitmen menggelontorkan investasi jumbo di Bali untuk membangun ekosistem golf tourism.

“Jadi kalau kami tidak investasi, maka Indonesia akan tertinggal, sekarang rata-rata orang main golf di Indonesia cuma sekitar 250.000 orang per tahun. Kalau kami investasikan, bisa ambil market share wisatawan dari Jepang dan Korea datang ke Indonesia, dampaknya sangat bagus untuk di Indonesia,” lanjutnya.

Emiten IPO Baru Afiliasi Hermanto Tanoko

Sementara itu, Superior Prima Sukses melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 1,31 miliar lembar atau setara dengan 15% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. BLES membanderol harga penawaran umum perdana saham di Rp183.

Alhasil, perusahaan yang bergerak di bidang industri bata ringan dan semen mortar itu meraup dana segar Rp240,42 miliar lewat penawaran umum perdana saham.

Konglomerat Hermanto Tanoko diketahui menjadi salah satu pemegang saham BLES melalui PT Tancorp Investama Mulia.

Tercatat, Tancorp Investama Mulia memegang 11,35% saham BLES sebelum IPO atau setara dengan kepemilikan 845 juta lembar. Setelah penawaran perdana, kepemilikan menjadi 9,65%.

Adapun, Hermanto Tanoko tercatat sebagai Direktur Utama di Tancorp Investama Mulia.

Dalam prospektusnya, Manajemen Superior Prima Sukses optimistis masih memiliki prospek usaha yang baik sejalan dengan geliat sektor properti.

BLES menggarisbawahi sektor properti masih akan terdampak positif dengan adanya pemangkasan suku bunga dan kebijakan pemerintah yang memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga akhir 2024. 

“Perseroan memiliki prospek usaha yang baik dalam meningkatkan pendapatan melalui penjualan batu bata ringan yang merupakan salah satu bahan utama dalam pembangunan,” tulis Manajemen Superior Prima Sukses.

Sementara itu, ISEA berencana menggunakan dana segar dari IPO untuk modal kerja. Secara terperinci, 90 digunakan untuk pembelian bahan baku baik bahan baku langsung maupun bahan baku pembantu.

Kemudian sebanyak 5% akan digunakan untuk biaya pemasaran dan penjualan serta sisanya akan digunakan untuk biaya perawatan dan biaya utilitas. Dana yang diperoleh dari waran juga akan digunakan untuk biaya modal kerja.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper