Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bitcoin Terus Merosot, Kini Sentuh Level US$55.500!

Harga Bitcoin terus merosot selama empat hari berturut-turut hingga level terendah sejak Februari 2024.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.comJAKARTA - Harga Bitcoin melemah pada sesi perdagangan keempat berturut-turut menyusul aksi jual kripto yang lebih luas. Pergerakan itcoin berbeda dengan saham global yang mencapai rekor tertinggi baru-baru ini. 

Aset digital Bitcoin merosot hingga 5,6%, mencapai level terendah Februari 2024 dan diperdagangkan sekitar US$55.500 pada pukul 11:20 pagi waktu Singapura, atau 10.20 WIB. Koin-koin kecil seperti Ether dan XRP mengalami kerugian lebih besar, beberapa melebihi 10%.

Adapun, berdasarkan data CoinMarketCap pada pukul 11.21 WIB, aset digital ini tengah berada di level US$54.057,32 pada Jumat (5/7/2024). 

Para spekulan kripto menghadapi berbagai tantangan, termasuk menurunnya permintaan untuk ETF Bitcoin Amerika Serikat (AS), tanda-tanda bahwa pemerintah sedang membuang token yang disita dan dampak yang sulit diuraikan dari perubahan politik AS. 

Selain itu, administrator bursa Mt. Gox gagal mengembalikan Bitcoin kepada kreditur secara bertahap. Para spekulan tidak yakin berapa banyak dari hasil penjualan US$8 miliar yang akan berakhir. Menurut Arkham Intelligence, dompet yang terhubung dengan Mt. Gox telah memindahkan token senilai US$2,7 miliar pada Jumat (5/7).  

Sementara itu, indeks saham global MSCI Inc. mendekati rekor tertinggi, dan korelasi 30 hari antara Bitcoin dan indeks tersebut menurun tajam. 

Kepala perdagangan di OSL SG Pte., Stefan von Haenisch menuturkan bahwa saat ini pasar kripto sedang sepi. 

"Sebagian besar berita yang saat ini tersebar, misalnya penjualan Mt. Gox, sifatnya lebih bearish,” jelasnya, seperti dikutip dari BloombergJumat (5/7/2024). 

Ia menuturkan bahwa pasar kripto membutuhkan catatan yang lebih dovish mengenai kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Menurutnya, satu hingga dua kali pemangkasan suku bunga, ditambah dengan perluasan neraca The Fed adalah dua faktor utama yang benar-benar ditunggu kripto. 

Investor kini menunggu data pekerjaan AS yang akan dirilis Jumat ini (5/7) untuk petunjuk terbaru mengenai prospek kebijakan The Fed. Laporan ekonomi yang lemah baru-baru ini memperkuat argumen The Fed untuk melonggarkan peraturan moneter dalam beberapa bulan mendatang. 

Bitcoin mencapai puncak tertinggi sepanjang masa sebesar US$73.798 pada Maret 2024, didorong oleh permintaan yang kuat untuk ETF Bitcoin AS yang baru diluncurkan. Namun, arus masuk yang menurun telah menyebabkan penurunan harga Bitcoin dan mempengaruhi pasar aset digital lainnya.

Persetujuan untuk ETF AS pertama untuk token Ether sedang ditunggu, tetapi minat pada produk tersebut bisa bervariasi jika penjualan kripto berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper