Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Bos BEI Imbau Investor Ritel Hindari Short Selling

Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Zein Mahmud mengimbau investor ritel menghindari short selling.
Ilustasi IHSG. Mantan Direktur Utama BEI Hasan Zein Mahmud mengimbau investor ritel menghindari short selling. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustasi IHSG. Mantan Direktur Utama BEI Hasan Zein Mahmud mengimbau investor ritel menghindari short selling. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Zein Mahmud mengimbau investor ritel untuk menghindari transaksi short selling. Menurutnya, aksi short selling hanya akan merugikan investor ritel.

Hasan menjelaskan dirinya tak ingin terlibat dalam pendapat halal-haramnya short selling. Untuk urusan halal-haram, menurutnya investor ritel bisa menyimak uraian para ahli bagi yang peduli urusan syar'i.

Dia ingin mengajak investor ritel untuk menyadari jika jumlah investor ritel banyak, tetapi sejatinya hanya sempalan. Hasan mencermati di BEI, pemilik besarnya adalah pembuat harga, sementara investor ritel kita hanya price takers yang tidak mampu menentukan arah.

"Karena itu, saya menghimbau hindari short selling, dan harus lebih berhati hati dalam trading jangka pendek untuk saham-saham dalam daftar short selling," kata Hasan, Selasa (2/7/2024).

Hasan juga mengimbau investor ritel untuk mengkalkulasikan dengan teliti kemampuan finansial sebelum menggunakan fasilitas pinjaman dalam transaksi apapun di bursa.

"Berhentilah menggunakan bursa saham sebagai arena judi. Manfaatkan bursa saham sebagai sarana meningkatkan kesejahteraan. Bukan arena judi dan bunuh diri," tutur Hasan.

Dia melanjutkan otoritas membutuhkan investor ritel untuk meramaikan transaksi dan menaikkan pendapatan fee. Alih-alih menyediakan media investasi yang berkualitas.

Menurut Hasan, terdapat empat hal yang dibutuhkan investor ritel dari otoritas dan BEI. Pertama adalah lebih selektif dalam meloloskan emiten masuk bursa.

Kedua, memperbaiki kualitas transparansi informasi pasar seperti kode broker, dikotomi asing-domestik, FCA, kualitas disclosures, bluffing, buzzers, pom-pom, influencers, pernyataan menyesatkan dan lain-lain.

Hal selanjutnya yang diminta Hasan adalah meningkatkan level playing field, dan memerangi manipuasi harga dan manipulasi pasar.

Terakhihr, Hasan meminta BEI dan otoritas untuk meningkatkan edukasi dan literasi. Menurutnya, salah satu kewajiban pialang adalah educate clients, edukasi sebelum sosialisasi.

"Tidak ada jalan pintas dalam edukasi. Saya tidak percaya sekolah pasar modal 3 hari," ujarnya.

Dia juga menyebut harus dimengerti jika mayoritas investor menanamkan dana jangka panjang, Pialang dan BEI akan kehilangan fee, bagian OJK juga menurun.

___________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper