Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan transaksi saham bisa terkerek naik berkat kebijakan short selling.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menilai terdapat peluang kenaikan transaksi saham bila berkaca dari bursa lain yang telah mengijinkan transaksi short selling. Sebagaimana diketahui rencana pemberlakuan short selling ditargetkan pada Oktober 2024. Hal itu mengikuti masa transisi pemberlakuan POJK 6 tahun 2024 tentang Pembiayaan Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah dan Transaski Short Selling Oleh Perusahaan Efek.
“Turnover short selling tersebut merupakan data transaksi di beberapa bursa efek seperti Malaysia 2%, Thailand 5%, Hong Kong 17%, dan Singapura 18%. Untuk di Pasar Modal Indonesia sendiri, karena ini sesuatu yang baru akan diperkenalkan, maka untuk tahap awal kami menargetkan untuk turnover Transaksi Short Selling disekitar 2%-3% dari daily turnover yang ada saat ini,” katanya pada Minggu, (30/6/2024).
Irvan berharap dengan perkembangan bisnis akan ada banyak investor yang mengetahui risiko dan imbal hasil dari perdagangan short selling. Dengan begitu, ada peluang semakin banyakn Anggota Bursa yang berpartisipasi sehingga terjadi peningkatan dalam 1-3 tahun mendatang.
Sebagai informasi, rata-rata transaksi harian (RNTH) saham masih di kisaran Rp12,21 triliun atau di bawah target BEI sebesar Rp12,25 triliun untuk tahun ini. Dengan acuan 2%-3% transaksi short selling, maka setidaknya ada nilai turnover antara Rp240 miliar sampai Rp360 miliar.
Saat ini, BEI sedang mengevaluasi anggota bursa yang akan mengajukan lisensi untuk menyediakan short selling. Artinya, para broker harus mengajukan izin sebelum dapat melakukan transaksi short selling.
"Ini ada kurang lebih 10 anggota bursa yang berminat untuk menjadi AB yang menyediakan short selling dan sedang dalam proses persiapan bersama kami," kata Irvan.
Dia juga menepis isu yang beredar soal broker asing saja yang diperbolehkan terlibat dalam transaksi short selling. Menurutnya semua Anggota Bursa dapat mengajukan izin selama memenuhi syarat.
“Lisensi Transaksi Short Selling terbuka untuk seluruh Anggota Bursa. Untuk Anggota Bursa yang bisa mendapatkan lisensi tranasksi Short Selling adalah Anggota Bursa yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam POJK 6 tahun 2024 tentang Pembiayaan Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah dan Short Selling oleh Perusahaan Efek dan Peraturan Bursa nomor III-I tentang Keanggotaan Margin dan/atau Short Selling,” tegasnya.
BRI Danareksa Sekuritas Belum Minat Short Selling
BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menyampaikan belum berminat untuk menyediakan transaksi short selling. Adapun, aturan terkait short selling rencananya akan terbit pada Oktober 2024.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan ada 10 anggota bursa (AB) atau broker yang menyatakan minatnya untuk mengajukan izin short selling.
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo mengatakan, pihaknya masih akan memantau perkembangan yang ada di pasar saham, serta teknis aturan transaksi short selling.
"Belum [berminat], masih banyak proyek-proyek pengembangan lain di BRIDS dan saat ini kami menunggu perkembangan pasar dan aturan yang ada terkait short selling," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (28/6/2024).
Lebih lanjut Laksono mengatakan, waktu yang tepat bagi BEI untuk meluncurkan short selling yakni ketika aturan dan perangkat short selling sudah jelas. Harapannya, short selling akan menambah transaksi di BEI.
Pada perkembangan lain, Laksono juga membeberkan strategi BRIDS untuk menggenjot basis investor, terutama investor ritel. Hal itu sejalan dengan transaksi harian yang ditarget tembus Rp200 miliar.
BRIDS berupaya mendorong basis investor pada 2024 melalui beberapa strategi akuisisi mulai dari penguatan peran tenaga pemasar di setiap cabang, optimalisasi promo dan program marketing untuk pembukaan RDN baru, hingga akselerasi sinergi dengan BRI group.
"BRIDS menargetkan pertumbuhan nasabah ritel sebesar 30% secara Year-on-Year [yoy] dengan nilai transaksi harian sebesar Rp200 miliar," katanya.