Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemicu Kinerja Vale (INCO) Anjlok Meski Produksi Naik Kuartal I/2024

Vale Indonesia (INCO) mencatatkan kenaikan produksi nikel pada kuartal I/2024. Namun, kinerja keuangan justru anjlok akibat rendahnya realisasi harga nikel.
RUPST PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) pada Senin (10/6/2024) memutuskan merombak jajaran direksi yang berlaku setelah divestasi rampung Juni 2024.
RUPST PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) pada Senin (10/6/2024) memutuskan merombak jajaran direksi yang berlaku setelah divestasi rampung Juni 2024.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mencatatkan kenaikan produksi nikel sepanjang kuartal I/2024. Meski demikian, kinerja keuangan justru anjlok akibat rendahnya realisasi harga nikel. 

Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Imanto mengatakan sepanjang kuartal I/2024, INCO memproduksi nikel dalam matte sebanyak 18.199 metrik ton, naik 8,52% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 16.769 metrik ton. 

Adapun sepanjang 2024, INCO menargetkan produksi nikel sekitar 70.800 metrik ton dalam matte. 

Penjualan nikel matte ikut meningkat dari sebelumnya hanya sebesar 16.758 metrik ton menjadi sebesar 18.175 metrik ton. Namun, realisasi harga rata-rata justru turun 41,62% menjadi US$12.651 per ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$21.672 per ton. 

Alhasil, pendapatan INCO anjlok menjadi US$229,9 juta, yang mencerminkan penurunan 37% dibandingkan pendapatan kuartal I/2023. 

“Penurunan terutama karena harga realisasi rata-rata yang lebih rendah. Terjadi penyesuaian harga realisasi rata-rata sebesar 41,62%,” kata Bernardus dalam keterangan resmi, dikutip Senin (1/7/2024). 

Laba INCO anjlok hingga 96,32% menjadi sebesar Rp98,31 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$168,71 juta. 

Penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan turunnya pendapatan INCO. Sepanjang kuartal I/2024, INCO mencatatkan pendapatan sebesar US$229,93 juta atau setara dengan Rp3,64 triliun. Pendapatan tersebut turun 36,68% dibandingkan dengan kuartal I/2023 yang tercatat sebesar US$363,18 juta. 

Analis KB Valbury Sekuritas Steven Gunawan mengatakan secara umum penyebab penurunan pendapatan INCO berasal dari penurunan harga nikel. 

“Harga nikel turun seiring dengan pelemahan ekonomi dan rumor oversupply kendaraan listrik di China,” kata Steven kepada wartawan, Senin (1/7/2024). 

Lebih lanjut Steven menjelaskan jika nikel yang menjadi bahan baku industri secara umum akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang melemah. Kondisi tersebut akan membuat permintaan akan komoditas seperti nikel akan turun. 

Prospek Saham INCO 2024

Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan mengatakan sepanjang 2024, pendapatan INCO akan meningkat sebesar 20%. Hal ini disebabkan kombinasi lonjakan harga nikel dan kemampuan INCO dalam mengelola biaya produksi. 

“Kami meningkatkan asumsi harga nikel di level US$18.150 hingga US$20.750 per ton. Kami memperkirakan harga akan tetap tinggi sekitar US$20.000 per ton menjelang akhir tahun,” kata Rizkia, dikutip Senin (1/7/2024). 

Rizkia menjelaskan INCO menjaga perjanjian penjualan jangka panjang dengan VCL dan SMM yang efektif menciptakan pasar tertutup untuk produksinya. Selain itu, INCO memiliki kemampuan untuk mengelola biaya produksinya dengan mengubah masukan energi dari peleburannya. 

Selain itu, setelah memenuhi komitmen divestasinya kepada MIND ID, INCO wajib menyelesaikan pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan hilirnya. Komitmen ini memperkuat prospek jangka panjangnya. 

-------------------- 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper