Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas mencermati tiga saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menarik diperhatikan investor berdasarkan pendekatan Teori Dow.
Teori Dow merupakan salah satu dasar teori teknikal, yang pertama kali diperkenalkan oleh Charles Dow, seorang wartawan Wall Street Journal. Salah satu dasar teori ini adalah mencermati pergerakan suatu saham sesuai dengan tren yang terjadi.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan bahwa saham-saham BUMN dengan price-earning ratio (PER) dan price-to-book ratio (PBV) rendah memang menarik dicermati secara fundamental.
Namun, jika dari sisi teknikal, investor perlu mengidentifikasi tren yang terjadi berlandaskan Teori Dow. Seiring hal itu, pelaku juga perlu melakukan pendekatan dari melalui strategi price action dan market timing.
Dilansir dari Investopedia, price action merupakan teknik yang menjelaskan karakteristik pergerakan harga suatu instrumen perdagangan. Pergerakan tersebut cukup sering dianalisis terkait dengan historis perubahan harga di masa lalu.
Sementara itu, market timing merupakan pendekatan yang dilakukan dengan memprediksi kapan pasar saham naik ataupun turun guna mengoptimalisasi keuntungan investasi.
Baca Juga
“Jadi, kalau secara fundamental, saham dengan PBV dan PER murah ini memang menarik untuk dicermati bagi yang berpaham fundamentalis. Namun, kalau dari sisi analisis teknikal, harus memiliki benchmark menggunakan Teori Dow,” kata Nafan, Senin (24/6/2024).
Dengan pendekatan tersebut, Nafan menilai ada tiga saham BUMN yang dapat dicermati oleh investor. Ketiga saham itu adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR).
“Hanya ada tiga saham saja, dua di perbankan yakni BMRI dan BBNI, serta satu lagi SMGR. Hal ini dikarenakan kalau secara benchmark, ketiga saham ini berpotensi membaik ke depan sehingga pantas untuk akumulasi beli,” pungkasnya.
Nafan menjelaskan bahwa saham BMRI akan menembus garis downtrend terdekat di level 6.200-an. Dengan demikian, dia menilai saham emiten perbankan ini akan menguji area resistance baik pada posisi 6.350 maupun 7.200.
Sementara itu, saham BBNI berhasil menembus dari batas descending triangle sehingga berpotensi menguji target harga teoritis tertingginya pada level 5.200 dengan resistance terdekat 4.780. Adapun saham SMGR memiliki target harga di angka 4.150.
“Dalam memanfaatkan market timing yang ada untuk sementara ini, ketiga saham tersebut secara benchmark bagus sehingga dapat dicermati,” pungkasnya.
Pada perdagangan hari ini, saham BMRI ditutup melemah 2,04% menuju level Rp6.000. Di sisi lain BBNI stagnan di level Rp4.540 dan SMGR terkoreksi 0,27% ke Rp3.690.
---------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.