Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raksasa Tekstil Sritex (SRIL) Update PKPU hingga Restrukturisasi

PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex menyampaikan kondisi terkini perseroan seiring dengan gugatan PKPU hingga restrukturisasi.
Artha Adventy,Hafiyyan
Artha Adventy & Hafiyyan - Bisnis.com
Senin, 24 Juni 2024 | 14:55
PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex menyampaikan kondisi terkini perseroan seiring dengan gugatan PKPU hingga restrukturisasi. Bisnis/Rachman.
PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex menyampaikan kondisi terkini perseroan seiring dengan gugatan PKPU hingga restrukturisasi. Bisnis/Rachman.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex menyampaikan kondisi terkini perseroan seiring dengan gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) hingga restrukturisasi.

Welly Salam, Direktur Keuangan Sritex, menyampaikan bahwa peninjauan Kembali PKPU tanggal 22 November 2022 telah diputus pada 30 Desember 2022 dengan menolak gugatan dari PT Bank QNB Indonesia Tbk.

"Dengan demikian, perseroan tetap menjalankan kegiatan usahanya karena permohonan pailit tersebut telah ditolak," jelasnya dalam keterangan tertulis ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/6/2024).

Sementara itu, terkait dengan restrukturisasi anak perusahaan Golden Mountain Pte. Ltd. di Singapura masih belum selesai. Hal itu disebabkan belum mencapai perdamaian dengan para kreditur sehingga Sritex belum dapat melanjutkan penetapan restrukturisasi di Amerika Serikat.

Dari sisi kinerja, berdasarkan laporan keuangan per Desember 2023, SRIL mencatatkan penjualan bersih sebesar US$325,08 juta atau setara dengan Rp5,01 triliun (kurs jisdor Rp15.439). Penjualan ini turun 38,02% dibandingkan dengan 2022 yang sebesar US$524,56 juta.

Pendapatan SRIL ditopang oleh penjualan ekspor sebesar US$158,66 juta sementara itu penjualan lokal tercatat sebesar US$166,41 juta. Kedua segmen penjualan ini sama-sama turun sepanjang 2023.

Seiring dengan penjualan yang tergerus, beban pokok juga ikut turun menjadi sebesar US$401,67 juta atau setara dengan Rp6,20 triliun. Beban tersebut turun 49,22% yoy dibandingkan dengan 2022 yang tercatat sebesar US$791,08 juta.

Alhasil rugi kotor menyusut menjadi US$76,59 juta dibandingkan dengan 2022 yang tercatat sebesar US$266,52 juta.

Adapun setelah diakumulasi dengan beban penjualan serta pendapatan keuangan lainnya, SRIL mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk menjadi sebesar US$174,84 juta atau setara Rp2,69 triliun.

Rugi SRIL menyusut sebesar 55,79% dibandingkan dengan rugi 2022 yang tercatat sebesar US$395,56 juta.

Di tengah kerugian, SRIL mencatatkan total kewajiban sebesar US$1,60 miliar atau lebih tinggi dibandingkan dengan 2022 yang sebesar US$1,54 miliar. Rinciannya adalah liabilitas jangka pendek sebesar US$113,01 juta sementara liabilitas jangka panjang sebesar US$1,49 miliar.

Sritex mencatatkan total aset sebesar US$648,98 juta per 31 Desember 2023. Posisi ini lebih rendah dibandingkan dengan 2022 yang sebesar US$764,55 juta.

Adapun SRIL membukukan pembengkakan defisiensi modal menjadi US$954,82 juta dari sebelumnya sebesar US$764,55 juta.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy & Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper