Bisnis.com, JAKARTA — Perdagangan saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) milik Garibaldi 'Boy' Thohir diwarnai transaksi crossing dengan nolai jumbo Rp8,29 triliun.
Berdasarkan data D’Origin, saham ADMR ditransaksikan sebesar Rp8,29 triliun pada sesi I perdagangan hari ini, Kamis (20/6/2024). Transaksi terjadi di posisi Rp1.326 per saham atau lebih rendah dari harga reguler di level Rp1.355 per saham.
ADMR sendiri hari ini berada di level Rp1.355 per saham atau naik 0,74%. Sepanjang perdagangan saham ADMR bergerak di rentang Rp1.335 hingga Rp1.360 per saham.
Kapitalisasi pasar ADMR tercatat sebesar Rp55,40 triliun dengan PER sebesar 7,53 kali dan PBVR sebesar 3,20 kali.
Selain ADMR, terdapat empat saham yang juga ditransaksikan di pasar negosiasi yaitu PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA), dan PT Sinarmas Multiartha Tbk. (SMMA).
BRMS ditransaksikan di harga Rp138 per saham, lebih rendah dari harga reguler hari ini di posisi Rp141 per saham. Total transaksi crossing BRMS adalah sebesar Rp259,49 miliar.
Baca Juga
Kemudian saham BMRI ditransaksikan sebanyak Rp248,13 miliar atau seharga Rp5.896 per saham. Harga ini juga lebih rendah dari harga penutupan pasar reguler BMRI Rp5.950 per saham.
Selanjutnya saham BINA ditransaksikan di harga Rp4.200 per saham atau senilai total Rp246,33 miliar. Sementara itu SMMA ditransaksikan di harga Rp9.010 per saham atau dengan total Rp100,5 miliar.
Capex ADMR
Sebelumnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) menyampaikan tahun ini merencanakan belanja modal hingga US$250 juta atau setara Rp4,03 triliun (kurs Jisdor Rp16.131 per dolar AS).
Direktur Adaro Minerals Indonesia Heri Gunawan menjelaskan panduan belanja modal atau capital expenditure (capex) ADMR tahun ini adalah sebesar US$175 juta hingga US$250 juta. Capex tersebut rencananya akan digunakan untuk keperluan smelter dan infrastruktur PT Maruwai Coal.
"Yang terserap sudah US$77 juta karena banyak belanja modal untuk pembangunan smelter aluminium maupun proyek infrastruktur untuk Maruwai Coal," kata Heri usai RUPS ADMR, Selasa (14/5/2024).
Dia menjelaskan capex untuk Maruwai Coal ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi batu bara ADMR. ADMR tercatat memiliki panduan untuk meningkatkan produksi batu bara metalurgi menjadi 6 juta ton pada tahun 2025.
Sementara itu, Presiden Direktur ADMR Christian Ariano Rachmat menuturkan pihaknya ingin agar produksi batu bara metalurgi ADMR bisa terus meningkat. Dia berharap volume produksi tidak stagnan di angka 4 juta hingga 5 juta ton per tahun.
"Karena kebetulan kebutuhan metallurgical coal itu baik dan saat ini didominasi dari Australia. Target kami Indonesia bisa menjadi supplier yang signifikan untuk batu bara metalurgi, tidak hanya bergantung dari Australia," tutur Christian.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.