Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Butuh Dana Capex, Adhi Kartiko (NICE) Ingkar Bagi Dividen

Pada prospektus awal IPO, NICE berencana membagikan dividen 25% dari laba bersih. Namun, pada RUPST hari ini, pemegang saham sepakat tidak membagikan dividen.
Direksi Bursa Efek Indonesia bersama Jajaran Direksi PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE) dalam seremoni pencatatan perdana saham, Selasa (9/1/2024). Saham NICE dibuka naik tipis pada hari perdana perdagangannya. - Bisnis Indonesia/Artha Adventy
Direksi Bursa Efek Indonesia bersama Jajaran Direksi PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE) dalam seremoni pencatatan perdana saham, Selasa (9/1/2024). Saham NICE dibuka naik tipis pada hari perdana perdagangannya. - Bisnis Indonesia/Artha Adventy

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten nikel PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE) tidak membagikan dividen tahun buku 2023 demi pemenuhan kebutuhan belanja modal atau capex sebesar US$7,7 juta atau setara Rp126,03 miliar (kurs jisdor Rp16.368). 

Direktur Adhi Kartiko Hendra Prawira mengatakan pada RUPST hari ini, pemegang saham sepakat untuk tidak membagikan dividen dengan pertimbangan belanja modal setra kestabilan modal kerja. 

"NICE merasa perlu menjaga dan memelihara kestabilan modal kerja untuk memaksimalkan produksi yang ada," kata hendra dalam paparan publik, Kamis (20/6/2024). 

Selain itu, pertimbangan tidak membagikan dividen karena NICE akan berinvestasi dalam bentuk belanja modal sebesar US$7,7 juta. Capex tersebut akan digunakan untuk pembangunan jalan hauling, building facility, serta aktivitas NICE lainnya. 

Padahal, pada prospektus IPO awal, NICE memiliki kebijakan dividen. Manajemen NICE merencanakan pembayaran dividen kas minimum 25% dari laba bersih NICE untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023 yang akan dibagikan pada tahun 2024. 

Meski demikian, dividen NICE akan tergantung pada arus kas dan rencana investasi NICE, hukum dan peraturan Indonesia, dan persyaratan lainnya. 

Sesuai dengan kinerja keuangan dan kondisi keuangan NICE dari waktu ke waktu, NICE juga dapat meninjau kembali dan mengubah kebijakan dividen NICE sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Seperti yang diketahui, sepanjang 2023, NICE membukukan penjualan sebesar Rp900 miliar atau naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp864,84 miliar. 

Meski demikian laba justru turun dari sebelumnya sebesar Rp108,86 miliar menjadi hanya sebesar Rp61,95 miliar. Tergerusnya laba disebabkan peningkatan beban pokok, beban umum administrasi serta kerugian aktuaria.

Adapun untuk kas dan setara kas akhir tahun tercatat sebesar Rp48,88 miliar lebih tinggi dibandingkan dengan awal tahun 2023 yang sebesar Rp31,93 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper