Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Gagal Bayar Bayangi Rencana Penawaran Obligasi BUMN Karya

Kasus gagal bayar yang sebelumnya mendera BUMN Karya akan menjadi sentimen yang membayangi rencana penawaran obligasi ADHI dan PTPP.
Sejumlah pekerja beraktivitas di salah satu proyek yang dikerjakan PT PP (Persero) Tbk. di Jakarta. - JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Sejumlah pekerja beraktivitas di salah satu proyek yang dikerjakan PT PP (Persero) Tbk. di Jakarta. - JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen gagal bayar dinilai akan membayangi rencana penawaran obligasi dari dua emiten BUMN Karya, yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) yang berlangsung pada tahun ini.

ADHI berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap 1 2024 senilai Rp1 triliun. Aksi korporasi ini merupakan rangkaian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan IV Adhi Karya dengan target dana sebesar Rp5 triliun.

Sementara itu, PTPP juga berencana menawarkan Obligasi Berkelanjutan IV PTPP Tahun 2024 dengan target dana Rp3 triliun. Penerbitan obligasi bakal ditempuh dalam dua tahap.

Investment Consultant Reliance Sekuritas Reza Priyambada mengatakan kasus gagal bayar, yang sebelumnya menimpa emiten BUMN Karya lain, dinilai menjadi sentimen yang bakal mempengaruhi keputusan investor dalam menyerap obligasi ADHI dan PTPP.

“Oleh karena itu, kondisi tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi manajemen untuk dapat meyakinkan pelaku pasar bahwa kondisi gagal bayar tidak dimungkinkan terjadi,” ujar Reza kepada Bisnis, Rabu (19/6/2024).

Menurutnya, masing-masing perseroan perlu meyakinkan pelaku pasar agar surat utang yang diterbitkan dapat terserap. Langkah ini sekaligus menghilangkan kesan bahwa obligasi tersebut hanya untuk menambal utang-utang sebelumnya.

“Nantinya tergantung dari pola komunikasi dan penyampaian ke pelaku pasar, sehingga tidak terkesan penerbitan bond untuk gali lubang dan tutup lubang,” pungkasnya.

Adapun PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) merupakan dua emiten BUMN Karya, yang sempat tersandung kasus gagal bayar, terkait pelunasan nilai pokok dan bunga obligasi.

Waskita, misalnya, menunda pembayaran bunga dan nilai pokok obligasi senilai Rp1,36 triliun pada 16 Mei 2024. Utang ini berasal dari Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap IV Tahun 2019 Seri B, dengan bunga 9,75% per tahun dan tenor selama 5 tahun.

Sementara itu, WIKA sempat menunda pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023.

Sebelumnya, Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson mengatakan penerbitan obligasi akan dilakukan secara bertahap. Pada tahun ini, ADHI berencana menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun, lalu sebesar Rp2 triliun pada 2025 dan 2026.

Langkah itu pun telah mendapatkan lampu hijau dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada 1 April 2024.

“Penggunaan dana untuk PUB Obligasi IV antara lain untuk refinancing, modal kerja, dan penyertaan kerja sama pemerintah dan badan usaha [KPBU],” tuturnya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada awal April 2024.

Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan perseroan akan menerbitkan obligasi senilai Rp1,5 triliun pada tahap pertama, yang terdiri atas dua seri. Seri A memiliki tenggat jatuh tempo pada 27 Juni 2027, sementara seri B 27 Juni 2029.

“Seri A untuk jangka waktu tiga tahun dengan indikasi kupon 9,50% - 10,25%, sedangkan Seri B untuk jangka waktu lima tahun memiliki indikasi kupon 9,75% - 10,50%. Obligasi Berkelanjutan IV juga telah mendapatkan peringkat atau rating idA dari Pefindo,” ujar Efendi.

Dia menjelaskan bahwa dana yang berhasil dihimpun nantinya akan dialokasikan sebesar Rp1,1 triliun untuk refinancing dan sisanya untuk modal kerja perseroan.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper