Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau parkir di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (13/6/2024). Di tengah pelemahan indeks, saham bank jumbo BBRI, BMRI dan BBCA laris diborong investor.
Berdasarkan data RTI Business, IHSG terpantau melemah 0,27% atau 18,53 poin ke level 6.831,56 pada akhir perdagangan. Sepanjang sesi, indeks komposit bergerak di rentang 6.831-6.896.
Pada perdagangan hari ini, sebanyak 251 saham menguat, 285 saham melemah, dan 235 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat Rp11.645 triliun.
Saham emiten perbankan big cap menghuni jajaran saham terlaris hari ini, seperti BBRI dengan nilai transaksi Rp1 triliun, disusul BMRI dan BBCA masing-masing senilai Rp960,1 miliar dan Rp785,7 miliar.
Kendati demikian, saham BBRI turun 0,92% ke level Rp4.310, diikuti BMRI yang melemah 0,84% ke Rp5.875 dan BBCA yang turun 0,54% ke Rp9.200 per saham.
Dari jajaran saham big cap, PT Astra Internasional Tbk. (ASII) menguat 2,29% ke level Rp4.460 per saham. Disusul BBNI yang naik 1,13% ke posisi Rp4.480 per saham.
Baca Juga
Sementara itu, saham BREN milik Prajogo Pangestu stagnan di posisi Rp8.025, sedangkan saham AMMN milik Grup Panigoro-Salim melemah 1,46% ke Rp11.825 per saham.
Level IHSG hari ini sejalan dengan prediksi Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih yang mengatakan, IHSG hari ini, Kamis (13/6/2024) diprediksi bergerak mixed dalam range 6.800-6.880.
Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini dari dalam negeri, jika diakumulasikan sejak awal tahun IHSG telah terkoreksi -5,81%. Penurunan tersebut mengikuti saham Big Caps, yang tercermin dari indeks LQ45 dan IDX30 masing-masing terkoreksi -11,10% dan -13,76%.
"Aksi profit taking investor asing sejak awal tahun Rp10,81 triliun menjadi salah satu pemicunya. Sementara, pelaku pasar juga mencermati pembahasan rencana APBN tahun 2025 antara Kementerian Keuangan [Kemenkeu] dengan Komisi XI DPR," ujar Ratih dalam riset.
Sementara itu dari mancanegara, inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) pada Mei 2024 tercatat 3,3%, turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,4% dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,4%. Inflasi tersebut juga merupakan yang paling rendah dalam 3 bulan terakhir.
Menimbang inflasi yang masih berada di atas target 2%, pada pertemuan FOMC Juni, The Fed mempertahankan suku bunga di level 5,25%-5,5%. Sikap hawkish juga masih berlanjut, pemangkasan suku bunga berpotensi hanya satu kali di tahun 2024 dari proyeksi awal sebanyak 3 kali. Nada ini membuat Wall Street ditutup bervariasi.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.