Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Produk EV BYD yang Digadang-Gadang Saingi Astra (ASII)

Sejumlah analis menilai produk kendaraan listrik BYD berisiko menggerus pangsa pasar Astra (ASII).
Wang Chuanfu/reuters
Wang Chuanfu/reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan analis menilai, masuknya produsen mobil listrik asal China, BYD Auto Co. Ltd ke Indonesia menimbulkan risiko bagi emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk. (ASII).

Perlu diketahui, pemerintah menerbitkan Perpres No. 79/2023 dan turunannya untuk membolehkan pabrikan lain mengimpor utuh (Completely Built Up/CBU) mobil listrik, asalkan memenuhi syarat rencana lokalisasi dan TKDN. Beleid itu seolah menjadi 'karpet merah' untuk BYD memasarkan produknya di Indonesia, kendati belum memiliki fasilitas produksi.

"BYD mulai dapat menggerus pangsa pasar ASII di atas periode 2025, pasalnya BYD baru mulai membuka pabrikan resminya pada Juli 2024," ujar Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi kepada Bisnis. 

Sebagai informasi, BYD resmi mengumumkan peluncuran mobil plug-in hybrid (PHEV) berteknologi terbaru DM 5.0 di China pada Selasa (28/5/2024) yang berisiko negatif bagi ASII. Ditinjau spesifikasinya, konsumsi BBM diklaim lebih efisien yakni 34,5 km per liter.

Harga untuk versi DM 5.0 ini akan dimulai dari 99,8 ribu yuan atau setara Rp220 juta. Namun, harga mobil BYD tersebut berpotensi lebih tinggi jika masuk ke Indonesia akibat dikenakan pajak, seperti pajak impor dan PPnBM. 

Meski belum ada informasi resmi apakah BYD PHEV DM 5.0 model Qin L sedan dan Seal 06 sedan akan dipasarkan di Indonesia, namun tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi. Mengingat, BYD telah masuk ke Indonesia sejak awal 2024 dan telah membeli lahan untuk fasilitas produksi di Subang, Jawa Barat.

Menilik Produk EV BYD yang Digadang-Gadang Saingi Astra (ASII)

Sementara itu, pada pertengahan Januari 2024, lalu, BYD telah memboyong tiga model battery electric vehicle (BEV), yakni BYD Dolphin dengan harga mulai Rp425 juta (OTR Jakarta), disusul BYD Atto 3 seharga Rp515 juta, dan BYD Seal yang dibanderol mulai Rp629 juta.

Menilik spesifikasi singkatnya, model BYD Dolphin menggunakan BYD e-Platform 3.0 terbaru yang dirancang khusus untuk mobil listrik murni. Varian Premium Extended memiliki jarak tempuh 490 km, sedangkan Dynamic Standard menawarkan jangkauan 410 km.

Selanjutnya, model Atto 3 memiliki desain SUV yang sporty dan aerodinamis. Varian yang tersedia adalah jangkauan berkendara sepanjang 480 km, dan 410 km. 

Sementara BYD Seal merupakan mobil listrik dengan bentuk sedan yang mengikuti konsep desain X, serta garis pinggang dan dinamis bertema “Ocean Aesthetics”. Terdapat tiga varian untuk jenis ini, yakni Dynamic Variant dengan jangkauan hingga 510 km, Premium Variant sejauh  650 km, dan Performance Variant yang mampu melaju sampai 580 km.

Mengacu laman resmi BYD Indonesia, saat ini BYD sudah memiliki dua rekanan untuk jaringan diler, yakni Arista dan Haka. Untuk jaringan diler Arista terdiri dari 12 cabang yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, hingga Medan. Sementara itu jaringan diler Haka terdiri dari dua cabang, di Bintaro dan Cibubur.

Dalam rencana investasinya di Indonesia, BYD menargetkan akan membangun 50 jaringan diler tahun ini, termasuk satu fasilitas produksi di Kawasan Industri Subang Smartpolitan milik PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA)

Kendaraan Listrik ASII

Emiten konglomerasi PT Astra International Tbk. (ASII) pun tidak tinggal diam merespons persaingan di bidang kendaraan listrik seiring dengan hadirnya BYD ke Indonesia. Setidaknya, ASII berencana untuk meluncurkan tiga model battery electric vehicle (BEV) dengan harga relatif terjangkau.

"Toyota Astra Motor akan memperkenalkan 3 model BEV dalam 2 tahun ke depan. Selain itu, kami juga akan terus memperkenalkan model-model HEV untuk memenuhi selera dan kebutuhan pelanggan dalam hal product package seperti desain, kapasitas interior, kenyamanan, serta harga," ujar Head of Investor Relations ASII Tira Ardianti kepada Bisnis.

Saat ini, ASII memasarkan 6 model mobil battery electric vehicle (BEV) dan 13 model mobil hybrid electric vehicle (HEV) di Indonesia, di bawah merek Toyota, Lexus dan BMW. Selain itu, perseroan juga menjual sepeda motor listrik EM1 e, di bawah merek Honda. 

Untuk model BEV, Astra memiliki Lexus UX, Toyota bZ4x dan Lexus RZ. Selanjutnya untuk segmen PHEV ASII memiliki Toyota Rav4 dan Lexus RX. Sedangkan segmen HEV Astra yaitu Innova Zenix, Yaris Cross, dan beberapa model hybrid lainnya. 

Kendati demikian, model BEV ASII saat ini dijual dengan harga relatif mahal di atas Rp1 miliar per unitnya. Misalnya, Toyota bz4x BEV dibanderol mulai dari Rp1,19 miliar, sedangkan harga Lexus UX 300e berkisar Rp1,24 miliar.

Alhasil, segmen hybrid electric vehicle (HEV) Astra lebih menarik minat konsumen. Toyota masih memimpin penjualan untuk mobil hybrid dengan total 1.734 unit pada April 2024 dengan Innova Zenix Hybrid menjadi model yang paling diminati. Harga Innova Zenix Hybrid dibanderol mulai Rp477,6 juta.

Di tengah kekhawatiran analis, saham ASII tergerus 22,83% secara year-to-date (ytd) ke level Rp4.360 per saham pada Rabu (12/6/2024). Dalam 20 hari terakhir pun investor asing tercatat melakukan aksi jual (net sell) sebesar Rp999,6 miliar atau nyaris Rp1 triliun.

----------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper