Bisnis.com, JAKARTA - JP Morgan cenderung melakukan aksi jual terhadap saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) meskipun memberikan rekomendasi saham tersebut.
Pada perdagangan Selasa (11/6/2024) pukul 09.58 WIB, saham GOTO terkoreksi 1,79% menjadi Rp55. Sepanjang pagi ini, saham GOTO bergerak di rentang Rp53-Rp56.
Kemarin, saham GOTO sempat terjerembab ke level terendahnya pada Rp50, tapi hanya berlangsung singkat karena saham teknologi itu rebound 12% ke Rp56.
Pada perdagangan sesi II kemarin, Senin (10/6/2024), saham GOTO diguyur aksi jual dengan volume besar. Hal itu membuat saham GOTO akhirnya merasakan rock bottom di Rp50 kurang dari 20 menit perdagangan.
Melihat hal tersebut, para trader mencium peluang sehingga mengakumulasi saham GOTO hingga ditutup kembali ke level Rp56, level yang sama pada awal sesi II. Saham GOTO ditutup terkoreksi 2 poin atau 3,45% dibandingkan sehari sebelumnya.
Berdasarkan data RTI, para broker yang agresif mengakumulasi saham GOTO kemarin adalah UBS Sekuritas Indonesia (AK) yang memborong 12,59 juta lot saham GOTO. Lalu Ciptadana Sekuritas Asia memborong 5,15 juta lot dan Stockbit Sekuritas Digital memborong 3,67 juta lot.
Baca Juga
Di sisi lain, sekuritas yang agresif melakukan aksi jual tercatat hanya JP Morgan Sekuritas Indonesia. Broker berkode BK tersebut menjual 25,76 juta lot saham GOTO dalam 1 hari. Padahal dalam riset teranyar JP Morgan masih memberikan rating overweight (setara dengan buy atau beli) kepada saham GOTO dengan target harga Rp75.
"Kami memberikan peringkat overweight di GOTO, karena kami yakin kinerja harga saham yang buruk secara year to date memberikan titik masuk yang menarik. Kami menyukai prospek jangka panjang perusahaan sebagai proksi ekonomi digital terbesar di Indonesia," tulis riset JP Morgan terbaru.
JP Morgan juga baru saja memasukan saham GOTO sebagai penghuni baru daftar saham pilihan di wilayah Asean untuk periode Juni 2024. Dalam laporan ASEAN High-Conviction Picks, GOTO masuk ke dalam daftar tersebut bersama dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) dalam daftar tersebut.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.