Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Saham BREN Terus Turun Akibat FCA, Prajogo Pangestu Tampung 37 Juta Unit

Orang terkaya nomor 24 Dunia Prajogo Pangestu mengakumulasi saham Barito Renewables Energy (BREN) sebanyak 37,84 juta unit yang jatuh setelah masuk FCA.
prajogo pangestu/baritopacific
prajogo pangestu/baritopacific

Bisnis.com, JAKARTA - Orang terkaya nomor 24 Dunia, Prajogo Pangestu mengakumulasi saham Barito Renewables Energy (BREN) sebanyak 37,84 juta unit yang jatuh setelah masuk FCA. 

Corporate Secretary Barito Renewables Energy Merly mengatakan Prajogo Pangestu yang juga Chairman Grup Barito telah menambah kepemilikan saham sebesar 37.848.800 lembar saham. 

“Penambahan kepemilikan saham oleh Prajogo merupakan bentuk dari kepercayaan atas langkah-langkah strategis pengembangan dan ekspansi usaha yang telah dilakukan oleh Barito Renewables Bersama anak usaha, Star Energy Geothermal dan Barito Wind Energy,” kata Merly dalam keterangan Resmi, Senin (10/6/2024). 

Merly menjelaskan transaksi tersebut dilaksanakan pada hari ini, Senin 10 Juni 2024. Berdasarkan data RTI Business, BREN hari ini bergerak volatil di rentang Rp5.500 per saham hingga Rp6.650 per saham. 

Pada sesi I FCA pukul 10.00 WIB, saham BREN parkir merah dengan amblas 9% ke level Rp5.500. Namun kondisi tersebut berbalik di sesi II FCA, BREN parkir hijau di possi Rp6.650 per saham atau naik 9,92% menyentuh Auto Rejection Atas (ARA).

Kapitalisasi pasar BREN tercatat sebesar Rp889,68 triliun dengan PER sebesar 486,94 kali dan PBVR sebesar Rp118,63 kali. 

Jika mengasumsikan dua harga yang terbentuk, maka Prajogo Pangestu merogoh kocek berkisar Rp208,16 miliar hingga Rp251,69 miliar. 

Seperti yang diketahui, saham BREN mulai mengalami pelemahan sejak masuk dalam Papan Pemantauan Khusus dengan mekanisme full call auction (PPK FCA) pada 29 Mei lalu. Sejak saat ini, saham BREN mengalami volatilitas harga dengan beberapa kali menyentuh auto rejection bawah (ARB) 10%. 

Sebelum masuk ke PPK FCA, saham BREN berada di level Rp11.250 per saham dan menjadikannya saham dengan kapitalisasi pasar nomor 1, melampaui PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).  

Selain berdampak pada kapitalisasi pasar, PPK FCA yang menimpa BREN juga membuat Hal tersebut juga membuat BREN gagal masuk indeks The Financial Times Stock Exchange (FTSE).

-----------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper