Kinerja Keuangan KEEN
Wilson Maknawi menyampaikan dari sisi kinerja, sepanjang kuartal I/2024, perseroan meraih laba bersih US$3,81 juta, menurun 32,89% dari kuartal I/2023 senilai US$5,67 juta. Penurunan laba bersih ini seiring dengan pendapatan KEEN yang terkoreksi 25,86% menjadi US$9,76 juta pada kuartal I/2024, dari kuartal I/2023 sebesar US$13,17 juta.
Tahun lalu, perseroan berhasil mencetak pendapatan US$48,02 juta, naik 14,79% dari 2022 sebesar US$41,83 juta. Sebesar 62,63% pendapatan disumbang oleh pendapatan proyek konsesi, 31,95% dari bunga konsesi, dan 5,27% dari penjualan listrik EBT. Pada tahun 2023 KEEN membukukan laba bersih US$14,82 juta, naik 2,36% dari laba 2022 senilai US$14,48 juta.
Dari sisi operasional, KEEN memproduksi listrik 277,89 GWH pada 2023, turun dari 311,93 GWh pada 2022. Menurut Wilson Maknawi, penurunan itu disebabkan dampak El Nino yang membuat curah hujan berkurang sehingga berdampak ke proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air, terutama PLTM Ma'dong.
"Karena iklim yang sangat kering, KEEN mengalami penurunan produksi sekitar 10,91%. Meski demikian, Perseroan tetap berhasil memenuhi quota sesuai PPA dan tidak terkena sedikit-pun penalty untuk hasil produksi 2023," ungkapnya.
Pada 2024, perseroan mengejar target produksi listrik 324,1 GWh, sekaligus rekor tertinggi perseroan. Hal ini sejalan dengan pertambahan kapasitas Perseroan dengan mulai beroperasinya PLTM Ordi Hulu pada April 2024.