Bisnis.com, JAKARTA — Emiten sektor energi baru terbarukan (EBT), PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), menargetkan pertumbuhan kinerja laba pada 2025. Di sisi lain, KEEN menyiapkan rencana ekspansi jangka panjang, seperti mengikuti tender EBT hingga 206 megawatt (MW).
Direktur Utama KEEN Wilson Maknawi mengatakan pada 2025 manajemen KEEN mencanangkan target kinerja pendapatan US$34,96 juta dan laba tahun berjalan US$16,20 juta. Adapun, produksi daya listrik diharapkan mencapai 339,90 GWh dan proyek pembiayaan atau investasi US$14,16 juta.
Perseroan akan terus melangkah mengembangkan proyek EBT dan mendukung energi bersih masa depan. Pemerintah juga telah menetapkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 dengan porsi EBT mencapai 61%.
“Sejalan dengan kebutuhan EBT yang semakin besar, maka kami akan terus mencari peluang untuk memaksimalkan potensi sehingga dapat membantu mendukung target Pemerintah dalam mempersiapkan ekonomi rendah karbon,” jelasnya dalam Paparan Publik, Kamis (5/6/2024).
Wilson Maknawi menyampaikan ke depan, KEEN berupaya mengembangkan proyek EBT dan mendukung energi bersih masa depan, bukan hanya PLTA tetapi juga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu / Angin (PLTB) hingga 650 MW.
"Di dalam pipeline, kami menargetkan dapat mengembangkan aset EBT hingga 650 MW. Saat ini, KEEN juga tengah mengikuti proses tender dengan total kapasitas lebih dari 206 MW, dengan perincian PLTA 180 MW dan PLTS 26 MW," katanya.
Baca Juga
Perincian proyek dalam pipeline jangka panjang KEEN di sektor energi hydro baik PLTA maupun PLTm adalah 250 MW. Di sektor energi angin, KEEN menargetkan pengembangan 2 PLTB di Sulawesi Selatan dengan kapasitas masing-masing 62,5 MW dan 100 MW.
KEEN juga berencana mengembangkan beberapa Solar PV dengan kapasitas lebih dari 60 MW dan pembangkit listrik biomasa atau biogas dengan kapasitas total 20 MW.
"Kami telah menyiapkan pipeline proyek yang luas dari sumber alam yang beragam, siap untuk mengambil kesempatan untuk membantu PLN mencapai target EBT Indonesia," jelas Wilson Maknawi.
KINERJA KEUANGAN
Tahun lalu, KEEN membukukan pendapatan usaha sebesar US$37,87 juta, turun 21,15% year on year (YoY) dibandingkan tahun 2023.
Di sisi lain, produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 367,85 GWh, mengalami peningkatan 32,37% dibandingkan tahun sebelumnya 277,89 GWh. Kinerja ini merupakan hasil produksi dari PLTA Pakkat, PLTA Air Putih, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Ma’dong dan PLTM Ordi Hulu yang baru mulai beroperasional secara komersial pada tahun 2024.
Perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar US$7,48 juta, atau menurun 49,54% YoY, dari tahun sebelumnya sebesar US$14,82 juta. Penurunan pendapatan dan laba tahun berjalan disebabkan karena turunnya construction revenue, di mana progress konstruksi PLTM Ordi Hulu pada akhir tahun 2023 tercatat sebesar 99%, sedangkan progress konstruksi PLTM Salu Noling pada akhir 2024 tercatat sebesar 53%.
Namun, pendapatan dari bunga konsesi dan juga pendapatan penjualan listrik KEEN meningkat dikarenakan peningkatan produksi listrik.
Wilson menambahkan bahwa KEEN optimis kinerja 2025 bertumbuh. Hal ini dapat terlihat dari hasil produksi kuartal I/2025 yang mengalami peningkatan sebesar 41%, apabila dibandingkan dengan kuartal I/2024.
Hingga saat ini, terdapat 6 Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) yang telah ditandatangani antara KEEN dengan PLN dengan total kapasitas 74 MW. Perinciannya yaitu PJBL PLTA Pakkat 18 MW, PJBL PLTA Air Putih 21 MW, PJBL PLTM Madong 10 MW, PJBL PLTBm Tempilang 5 MW, PJBL PLTM Ordi Hulu 10 MW, dan PJBL PLTM Salu Noling 10 MW.
PLTM SALU NOLING
Wilson Maknawi menjelaskan PLTM Salu Noling merupakan PLTA kelima Perseroan yang saat ini tengah dibangun dan akan dioperasikan oleh anak perusahaan yaitu PT Tiara Tirta Energi (TTE).
PLTM Salu Noling berkapasitas 10 MW dan ditargetkan dapat mulai beroperasi pada kuartal II/2026. Berlokasi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, PLTM Salu Noling akan beroperasi dengan konsep run of river, memanfaatkan aliran sungai Noling, dengan daerah aliran sungai seluas 438 km dan curah hujan tahunan sebesar 2.600 millimeter.
“PLTM Salu Noling diharapkan berkontribusi ke pendapatan Rp29 miliar mulai 2026, dan kemudian mencapai Rp58 miliar mulai 2027,” imbuhnya.
Per Maret 2025, konstruksi proyek PLTM Salu Noling sudah mencapai sekitar 38% sehingga progres konstruksi masih sesuai rencana. Setelah COD pada Juni 2026, PLTM tersebut akan berkontribusi sebesar 56,9 GWh setiap tahun kepada total produksi Kencana Energy.