Bisnis.com, JAKARTA - PT Kencana Energi Lestari Tbk. (KEEN), emiten sektor energi baru terbarukan (EBT), resmi memutuskan pembagian dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat (7/6/2024).
Direktur Utama Kencana Energy Wilson Maknawi mengatakan hasil RUPST tersebut salah satunya menyetujui dividen pada tahun 2023 senilai Rp7,55 per saham atau total Rp27,68 miliar. Nilai dividen mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 2022 seiring dengan pertumbuhan laba perseroan.
"Walaupun KEEN masih dalam tahap pertumbuhan, perseroan tetap berkomitmen untuk memberi return kepada investor yang mendukung kami," jelasnya dalam Paparan Publik, Jumat (7/6/2024).
KEEN terbilang rutin membagikan dividen. Pada tahun buku 2022, RUPST KEEN memutuskan pembagian dividen US$1,60 juta atau setara 11,05% dari laba bersih US$14,48 juta. Dividen Rp6,50 per lembar saham.
RUPST KEEN Tahun Buku 2021 pada 29 Juni 2022 menyetujui pembagian dividen final sebesar US$1,35 juta atau setara dengan rasio pembagian dividen 16,88% dari laba bersih 2021 sebesar US$7,99 juta, sehingga dividen per saham yakni Rp5,46 per lembar saham.
Sebelumnya RUPST KEEN Tahun Buku 2020 pada 31 Agustus 2021 juga menyetujui pembagian dividen 11,57% dari laba bersih 2020, atau senilai US$1,00 juta, dengan dividen di angka Rp3,88 per lembar saham.
Baca Juga
Wilson Maknawi menyampaikan dari sisi kinerja, sepanjang kuartal I/2024, perseroan meraih laba bersih US$3,81 juta, menurun 32,89% dari kuartal I/2023 senilai US$5,67 juta. Penurunan laba bersih ini seiring dengan pendapatan KEEN yang terkoreksi 25,86% menjadi US$9,76 juta pada kuartal I/2024, dari kuartal I/2023 sebesar US$13,17 juta.
Tahun lalu, perseroan berhasil mencetak pendapatan US$48,02 juta, naik 14,79% dari 2022 sebesar US$41,83 juta. Sebesar 62,63% pendapatan disumbang oleh pendapatan proyek konsesi, 31,95% dari bunga konsesi, dan 5,27% dari penjualan listrik EBT. Pada tahun 2023 KEEN membukukan laba bersih US$14,82 juta, naik 2,36% dari laba 2022 senilai US$14,48 juta.
Dari sisi operasional, KEEN memproduksi listrik 277,89 GWH pada 2023, turun dari 311,93 GWh pada 2022. Menurut Wilson Maknawi, penurunan itu disebabkan dampak El Nino yang membuat curah hujan berkurang sehingga berdampak ke proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air, terutama PLTM Ma'dong.
"Karena iklim yang sangat kering, KEEN mengalami penurunan produksi sekitar 10,91%. Meski demikian, perseroan tetap berhasil memenuhi kuota sesuai PPA dan tidak penalti untuk hasil produksi 2023," imbuhnya.
Pada 2024, perseroan mengejar target produksi listrik 324,1 GWh, sekaligus rekor tertinggi perseroan. Hal ini sejalan dengan pertambahan kapasitas KEEN dengan mulai beroperasinya PLTM Ordi Hulu pada April 2024.