Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Sebut BTS Tak Diperlukan Karena Ada Starlink, Prospek Emiten Menara Suram?

Analis menilai kehadiran Starlink tak akan mengganggu kinerja emiten menara seperti TBIG, TOWR, hingga MTEL.
Foto udara salah satu tower milik Tower Bersama Group (TBIG) yang berada di wilayah Balikpapan Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (24/11/2023). Bisnis/Adam Rumansyah.
Foto udara salah satu tower milik Tower Bersama Group (TBIG) yang berada di wilayah Balikpapan Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (24/11/2023). Bisnis/Adam Rumansyah.

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membuat pernyataan jika menara telekomunikasi Base Transceiver Station (BTS) tidak diperlukan setelah masuknya Starlink. Sebaliknya, analis memandang Starlink tak akan mengganggu kinerja emiten menara seperti TBIG, TOWR, hingga MTEL.

Analis Mirae Asset Sekuritas Jonghoon Won menjelaskan pihaknya tidak melihat adanya dampak langsung dari masuknya Starlink ke kinerja keuangan emiten menara seperti TBIG. Hal tersebut karena  TBIG dan kawan-kawan menargetkan wilayah dan segmen pelanggan yang berbeda.

"Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kesenjangan infrastruktur telekomunikasi yang signifikan dan Starlink saja tidak dapat mengatasi semua masalah ini," kata Won kepada Bisnis, Rabu (5/6/2024).

Karena hal tersebut, lanjutnya, TBIG dan perusahaan menara lainnya tidak akan mengalami dampak negatif langsung pada kinerja mereka akibat kehadiran Starlink.

Menurut Won, saat ini masalah yang lebih mendesak dan mempengaruhi harga saham emiten-emiten infrastruktur telekomunikasi adalah tingkat suku bunga yang tinggi, dan kehati-hatian investor terkait merger EXCL dan FREN.

Dia menjelaskan sektor menara telekomunikasi adalah salah satu industri yang paling intensif modal, dan salah satu karakteristik sektor yang intensif modal adalah sensitivitas tinggi terhadap suku bunga.

Sebagaimana diketahui, Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan menilai layanan internet milik Elon Musk tersebut dapat membuat masyarakat bisa memperoleh akses layanan internet, pendidikan, hingga kesehatan yang lebih baik.

"Sudah enggak perlu ada BTS-BTS, orang udah ada Starlink," kata Luhut.

Lebih lanjut, Luhut melihat bahwa proyek pengembangan konstelasi satelit yang sedang dijalankan oleh perusahaan Amerika Serikat (AS) itu memiliki berbagai keunggulan.

Misalnya, kata Luhut, Starlink memiliki kelebihan dari biaya telekomunikasi yang rendah, pembukaan akses masyarakat pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), sampai layanan kesehatan lantaran masyarakat dapat melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang berpengalaman di Jakarta.

"Di daerah terkecil bisa dapat advice dari dokter yang berpengalaman di Jakarta. Sampai pada titik nanti operasi juga dari jarak jauh bisa," ujarnya.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper