Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Intiland Hendro Santoso Gondokusumo Borong Rp44,20 Miliar Saham DILD

Direktur Utama Intiland Development (DILD), Hendro Santoso Gondokusumo terpantau memborong Rp44,20 miliar saham DILD pada 30 Mei 2024.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Intiland Development Tbk. (DILD) di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Intiland Development Tbk. (DILD) di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Intiland Development Tbk. (DILD), Hendro Santoso Gondokusumo terpantau memborong 260.000 saham emiten properti tersebut dengan nilai pembelian mencapai Rp44,20 miliar pada 30 Mei 2024.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/6/2024), Hendro menyerok 260.000.000 saham DILD dalam satu kali transaksi di level harga Rp170 per saham. Dengan demikian, Hendro harus merogoh kocek hingga Rp44,20 miliar.

“Tujuan transaksi saham adalah investasi dengan status kepemilikan langsung,” kata Hendro dalam keterangannya.

Atas transaksi tersebut, kepemilikan saham Hendro secara langsung pada perseroan bertambah menjadi 260.050.432 lembar saham atau 2,51% dari sebelumnya 50.432 lembar saham atau 0,00%.

Adapun, jika mengacu pada penutupan perdagangan Kamis (30/5), saham DILD terpantau parkir di level Rp167 per saham, artinya Hendro memborong saham DILD di atas harga pasar.

Aksi borong saham ini terjadi di tengah menurunnya kinerja keuangan DILD seiring merosotnya penjualan di segmen high rise

Sepanjang kuartal I/2024, Intiland membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp84,69 miliar. Perolehan tersebut berbalik arah dari tahun sebelumnya yang mampu meraup laba Rp30,38 miliar. 

Kerugian DILD juga sejalan dengan menurunnya pendapatan bersih. Pada tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan perseroan turun 53,93% year-on-year (YoY) menjadi Rp710,86 miliar. 

Faktor utama penurunan itu adalah performa penjualan di segmen high rise, yang merosot 92,93% YoY, atau dari Rp1,19 triliun menjadi Rp84,3 miliar per kuartal I/2024.

Sekretaris Perusahaan Intiland Development Theresia Rustandi menjelaskan pasar properti di segmen high rise, khususnya apartemen, belum sepenuhnya pulih sejak beberapa tahun terakhir dan minat beli konsumen juga cenderung wait and see. 

“Preferensi untuk pembelian dan investasi properti lebih mengarah ke produk-produk rumah tapak, khususnya di segmen menengah yang dari sisi harga lebih affordable,” ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.

Di tengah penurunan kinerja penjualan, Theresia menyatakan bahwa Intiland tetap optimistis pasar properti akan terus bergerak meski belum menyamai kondisi sebelum Covid-19.

Perseroan juga sudah menyiapkan strategi untuk menggenjot performa di 2024, seperti fokus pada penjualan unit-unit siap huni, pengembangan baru proyek existing, serta menjangkau segmen pasar yang lebih luas baik dari sisi harga maupun tipe properti. 

“Kami juga memperkuat upaya pemasaran dan promosi, termasuk melalui program promo penjualan Intiland Sunshine Fair yang baru saja diluncurkan. Program ini memberikan banyak kemudahan untuk membeli produk-produk properti Intiland,” kata Theresia. 

Sebagai informasi, berdasarkan data per 30 April 2024, pemegang saham DILD dengan kepemilikan di atas 5% adalah PT CGS Internasional Sekuritas Indonesia yang memiliki 1.635.997.442 lembar saham atau 15,78%, lalu CGS-CIMB Securities (Singapore) Pte. Ltd. menggenggam 15,02% saham. 

Selain itu, PT Bina Yatra Sentosa menggenggam 1.240.489.375 lembar saham setara 11,97% dan Bali Private Villa (S) Pte. Ltd. mempunyai 775,911,150 lembar saham atau 7,49%. Dan Terakhir investor kawakan Lo Kheng Hong yang mengempit 6,62% saham.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper