Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak terpantau melemah saat para pedagang menantikan data stok Amerika Serikat (AS) dan pertemuan OPEC+ pada akhir pekan, untuk memperoleh kejelasan mengenai prospek penawaran dan permintaan.
Berdasarkan data Bloomberg, kontrak minyak mentah Brent pada perdagangan Kamis (30/5/2024) untuk pengiriman Juli 2024 melemah -0,41% atau -0,34 poin ke level US$83,26 per barel pada pukul 14.49 WIB.
Kemudian, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 melemah -0,43% atau -0,34 poin ke level US$78,89 per barel pada pukul 14.50 WIB.
Diketahui, bahwa komoditas mengikuti penurunan obligasi dan saham pada Rabu (29/5) setelah penjualan Treasury AS yang mengecewakan.
Penurunan ini mengimbangi kegelisahan terhadap serangan lain pada kapal di Laut Merah, dan komentar Israel bahwa mereka mungkin tak akan mampu mengalahkan Hamas sebelum akhir tahun 2024.
Harga minyak pada tahun ini juga meningkat, lantaran adanya konflik geopolitik dan pembatasan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya.
Baca Juga
OPEC kemungkinan akan mempertimbangkan faktor-faktor termasuk penurunan harga selama sebulan terakhir, prospek permintaan China yang lebih lemah, dan pasokan sehat dari Paman Sam.
Pertemuan kelompok tersebut juga diperkirakan memperpanjang pengurangan produksi hingga paruh kedua 2024.
“Ada beberapa kehati-hatian di pasar, dengan perhatian pada perlambatan konsumsi sebelum musim panas dengan permintaan yang tinggi,” jelas analis komoditas senior di SI Securities Corp, Will Sungchil Yun.
Dia berpendapat bahwa kejutan dari OPEC+ tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan dan dapat mendorong harga menjadi lebih tinggi.
Pasar juga akan mencermati data resmi stok minyak dan bahan bakar AS yang dirilis pada Kamis waktu setempat (30/5) untuk melihat permintaan, seiring dengan dimulainya musim berkendara di musim panas.
Menurut American Petroleum Institute persediaan minyak mentah AS menurun 6,49 juta barel pada pekan lalu, yang akan menjadi penurunan terbesar sejak Januari 2024, jika dikonfirmasi oleh angka resmi.
Sementara itu, rentang waktu untuk minyak mentah Brent semakin mendekati struktur contango bearish yang mengindikasikan pasokan berlimpah jika dibandingkan dengan permintaan.