Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Anjlok, Saham-Saham Prajogo BREN, BRPT, hingga CUAN Terjun Bebas

IHSG ditutup anjlok 1,56% ke level 7.140,22 pada perdagangan Rabu (29/5/2024). Saham-saham milik Prajogo Pangestu seperti BREN, BRPT, CUAN & PTRO terjun bebas.
Pengunjung beraktivitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (24/1/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (24/1/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 1,56% atau 113,39 poin ke level 7.140,22 pada perdagangan Rabu (29/5/2024). Saham-saham milik Prajogo Pangestu seperti BREN, BRPT, CUAN, dan PTRO turun ke zona merah hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 186 saham menguat, 364 saham melemah, dan 235 saham stagnan hari ini. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.127,20-7.282. Kapitalisasi pasar IHSG tercatat turun menjadi Rp12.263 triliun.

Saham Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang masuk ke papan pemantauan khusus menjadi salah satu saham yang melemah pada sore ini. Saham BREN turun 10% atau mengalami auto reject bawah ke level Rp10.125 per saham.

Selain itu, saham Prajogo Pangestu lainnya BRPT juga melemah 8,97%, PTRO terjun ke zona merah 17,47%, dan CUAN ikut melemah 2,56% pada penutupan perdagangan hari ini.

Selain saham-saham mili Prajogo Pangestu, saham-saham lainnya juga tercatat melemah hari ini seperti BBRI yang turun 2,65%, BBCA melemah 1,61%, BMRI terjun 2,52%, dan GOTO turun 4,05% hari ini.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menuturkan sentimen bagi IHSG datang dari eksternal yaitu kenaikan imbal Treasury AS bertenor 10 tahun. Imbal hasil Treasury AS tersebut naik hampir 10 basis poin menjadi 5,545% sehingga pelaku pasar menahan diri masuk ke asset keuangan saham.

Kenaikan imbal hasil tersebut merupakan dampak dari sikap petinggi The Fed, tepatnya Presiden Fed Minneapolis Kashkari yang mengatakan tidak akan mengesampingkan kenaikan suku bunga tambahan jika tekanan inflasi muncul kembali.

Selain itu, Neel Kashkari juga menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa Fed harus menunda pemotongan suku bunga sampai inflasi membaik secara signifikan dan bahkan mungkin menaikkan suku bunga jika inflasi gagal turun lebih jauh.

Alhasil, pasar terus mengurangi spekulasi terhadap penurunan suku bunga Fed AS tahun ini, menyusul pernyataan tersebut.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper