Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Bisnis-27 Kembali Melemah, Saham BRPT, MYOR, EXCL Perkasa

Saham BRPT, MYOR, EXCL masih menguat kendati Indeks Bisnis-27 melemah bersama dengan IHSG.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 ditutup melemah pada Selasa (21/5/2024) seturut dengan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meski demikian, saham BRPT, MYOR hingga EXCL terpantau masih menguat.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama Bursa dengan harian Bisnis Indonesia ini ditutup melemah 2,09% atau 11,69 poin menuju level 546,90.

Saham yang menguat antara lain PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) sebesar 5,42% ke Rp1.265 saham, diikuti PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) naik 0,44% menuju Rp2.300, dan saham PT XL Axiata Tbk. (EXCL) tumbuh 0,41% ke Rp2.470.

Adapun saham yang melemah adalah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan koreksi 5,44% ke Rp1.565, lalu PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) melemah 5,39% ke Rp1.405, dan saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) turun 5,07% ke Rp1.405.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,11% menuju 7.186,03. Sebanyak 211 saham bertengger di zona hijau, lalu 350 saham melemah, dan 213 saham stagnan. Total market cap tercatat mencapai Rp12.333,93 triliun. 

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan Indeks IHSG dan bursa regional Asia melemah hari ini akibat sikap pelaku pasar yang menanti risalah The Fed Amerika Serikat (AS). 

Hasil risalah The Fed sehubungan dengan kebijakan moneter terhadap suku bunga acuan dan akan rilis hari Rabu waktu setempat. Alhasil, pasar cenderung berhati-hati masuk ke dalam pasar keuangan aset berisiko.  

“Hal ini tidak terlepas dari sikap The Fed yang memang tidak pernah memberikan kepastian soal langkah selanjutnya, tetapi hanya memberikan indikasi sehubungan dengan pemangkasan suku bunga acuannya," ujar Pilarmas Sekuritas.  

Sementara itu, petinggi Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic menyampaikan bank sentral perlu waktu untuk meyakini bahwa inflasi berada pada jalurnya menuju target 2%.  

Vice Chairman The Fed Philip Jefferson mengatakan terlalu dini untuk mengatakan perlambatan proses disinflasi baru-baru ini akan bertahan lama.  

“Sehingga pasar menyimpulkan pernyataan pejabat The Fed yang tidak banyak mengubah ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral, karena mereka enggan mengatakan bahwa tekanan inflasi telah mereda dan beberapa pihak menekankan perlunya kehati-hatian.” 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper