Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok, Saham BUMN PTBA, ANTM, BMRI Terjun

IHSG ditutup melemah 1,11% atau 80,6 poin ke level 7.186,03 hari ini seiring dengan pelemahan saham BUMN PTBA, BMRI, BBRI, hingga ANTM.
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,11% atau 80,6 poin ke level 7.186,03 pada perdagangan Selasa (21/5/2024). Saham PTBA, BMRI, BBRI, hingga ANTM hari ini ditutup melemah ke zona merah.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 211 saham menguat, 350 saham melemah, dan 213 saham stagnan hari ini. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.179-7.295. Kapitalisasi pasar tercatat turun menjadi Rp12.333,93 triliun.

Saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menjadi salah satu saham dengan penurunan terdalam hari ini, yakni 12,29% ke level Rp2.570. Menyusul di belakangnya saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang turun 4,74% ke level Rp6.025.  

Selain dua saham tersebut, saham-saham lain seperti BBRI, BBCA, hingga ANTM juga mengalami penurunan. Saham BBRI turun 2,90% ke level Rp4.680, saham BBCA turun 1,06% ke level Rp9.375, dan saham ANTM turun 5,44% ke level Rp1.565 pada perdagangan hari ini.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan Indeks IHSG dan bursa regional Asia melemah hari ini akibat sikap pelaku pasar yang menanti risalah The Fed Amerika Serikat (AS). Hasil risalah The Fed sehubungan dengan kebijakan moneter terhadap suku bunga acuan dan akan rilis hari Rabu waktu setempat. 

Alhasil, pasar cenderung berhati-hati masuk ke dalam pasar keuangan aset berisiko. 

"Hal ini tidak terlepas dari sikap The Fed yang memang tidak pernah memberikan kepastian soal langkah selanjutnya, tetapi hanya memberikan indikasi sehubungan dengan pemangkasan suku bunga acuannya," ujar Pilarmas Sekuritas. 

Sementara itu, petinggi Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic menyampaikan bank sentral perlu waktu untuk meyakini bahwa inflasi berada pada jalurnya menuju target 2%. 

Vice Chairman The Fed Philip Jefferson mengatakan terlalu dini untuk mengatakan perlambatan proses disinflasi baru-baru ini akan bertahan lama. 

"Sehingga pasar menyimpulkan pernyataan pejabat The Fed yang tidak banyak mengubah ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral, karena mereka enggan mengatakan bahwa tekanan inflasi telah mereda dan beberapa pihak menekankan perlunya kehati-hatian," kata Pilarmas Sekuritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper