Bisnis.com, JAKARTA — Taipan Edwin Soeryadjaya diam-diam kembali menyerok saham SRTG yang masih mencetak return negatif untuk periode berjalan 2024.
Harga saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) parkir di Rp1.445,00 pada akhir perdagangan Jumat (3/5/2024). Banderol itu mencerminkan koreksi 11,89% year-to-date (ytd) 2024.
Di tengah tren koreksi, salah satu orang terkaya di Indonesia, Edwin Soeryadjaya, kembali melakukan aksi borong saham SRTG.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Edwin baru saja memborong 2,05 juta lembar saham SRTG pada 2 Mei 2024. Alhasil, jumlah yang dikempit naik menjadi 4,76 miliar lembar atau setara dengan 35,01%.
Sepanjang periode berjalan 2024, Edwin tercatat beberapa kali melakukan aksi borong saham SRTG.
Salah satu yang terdekat yakni pembelian 325.000 saham SRTG oleh Edwin pada Rabu (24/4/2024). Transaksi itu membuat kepemilikannya bertambah menjadi 4,75 miliar atau setara dengan 35,08%.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, Saratoga Investama Sedaya mencatatkan nilai aset bersih atau net asset value (NAV) sebesar Rp48,9 triliun pada 2023, capaian itu turun 20% dibandingkan dengan periode 2022.
Berdasarkan laporan keuangan di laman BEI, SRTG mencatatkan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp10,14 triliun pada 2023, dibandingkan periode sama pada 2022 yang mencatatkan laba Rp4,61 triliun.
Penyebabnya, Saratoga membukukan kerugian neto atas investasi pada saham dan efek lainnya sebesar Rp13,81 triliun, dibandingkan periode sama 2022 yang mencatatkan keuntungan sebesar Rp3,72 triliun.
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan sebelumnya mengatakan, turunnya NAV Saratoga 20% disebabkan oleh gejolak harga komoditas sepanjang 2023 telah berdampak terhadap harga saham-saham perusahaan portofolio utama Saratoga yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA).
"Fluktuasi harga saham tersebut ikut berdampak terhadap NAV Saratoga pada akhir tahun lalu,” ujarnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.