Bisnis.com, JAKARTA — Emiten CPO PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp1,8 triliun. Cum date untuk dividen TAPG dijadwalkan pada pekan depan.
Triputra Agro Persada diketahui akan membagikan dividen ke pemegang saham lebih besar dari perolehan laba tahun 2023. Hal ini mengingat TAPG membukukan laba bersih sepanjang 2023 senilai Rp1,6 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dividen TAPG akan mengalami cum date pada 14 Mei 2024 atau pada hari Rabu pekan depan. Tanggal tersebut adalah tanggal cum date di pasar reguler dan negosiasi.
Selanjutnya, tanggal ex dividen di pasar reguler dan negosiasi adalah pada 15 Mei 2024.
Sementara itu, cum dividen untuk pasar tunai adalah pada 16 Mei 2024, dengan tanggal ex dividen di pasar tunai pada 17 Mei 2024. Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 16 Mei 2024. Tanggal pembayaran dividen akan dilakukan TAPG pada 31 Mei 2024.
Jadwal Dividen TAPG
Baca Juga
- cum date pasar reguler dan negosiasi pada 14 Mei 2024
- ex dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 15 Mei 2024
- cum dividen untuk pasar tunai pada 16 Mei 2024
- ex dividen di pasar tunai pada 17 Mei 2024
- daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 16 Mei 2024
- pembayaran dividen pada 31 Mei 2024.
Sebelumnya, Corporate Secretary Triputra Agro Persada Joni Tjeng menyebut, alasan pembagian dividen yang lebih besar dari laba bersih tersebut adalah sebagai bentuk apresiasi untuk para pemegang saham TAPG.
"Kami juga punya structure loan sudah turun, dan kondisi yang akan kami hadapi kami sudah siapkan strategi. Jadi sudah saatnya kami berikan apresiasi ke pemegang saham," ucap Joni dalam konferensi pers TAPG, Kamis (2/5/2024).
Dia menjelaskan, dividen yang dibagikan TAPG ini mencerminkan dividen payout ratio sebesar 140% dari laba bersih. Dividen ini setara dengan Rp91 per saham.
Semetara itu, Presiden Direktur TAPG Tjandra Karya Hermanto menuturkan tahun 2023 merupakan tahun yang sangat menantang bagi industri sawit akibat El Nino yang memengaruhi produksi di negara-negara utama penghasil sawit, serta harga energi global yang meningkat imbas tekanan geopolitik dunia turut mengakibatkan melonjaknya biaya produksi, khususnya harga pupuk.
“Berkat dukungan penuh dari pemegang saham, dan strategi operasional yang kokoh, kami berhasil mengatasi tantangan-tantangan yang ada tahun lalu. Perseroan secara konsisten mendorong produktivitas dengan optimalisasi pupuk dan penerapan Good Agricultural Practices didukung teknologi serta Continuous Improvement untuk meningkatkan OER (oil extraction rate),” kata Tjandra.
Adapun sepanjang 2023, TAPG mencatat pendapatan sebesar Rp8,33 triliun dengan laba bersih senilai Rp1,66 triliun.